Pakar mikroelektronika Institut Teknologi Bandung (ITB) Adi Indrayanto setuju dengan metode pendaftaran pengisian BBM subsidi Pertamina serta cara pembelian yang dilakukan melalui print out QR Code karena dinilai mudah dan aman.
“Mudah dan lebih aman. Apalagi pendaftaran bisa dilakukan dimana saja, termasuk di rumah. Saat pendaftaran tinggal mengisi beberapa data yang dibutuhkan. Setelah itu print out QR Code, yang akan di-scan ketika melakukan pembelian di SPBU,” katanya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, data yang diisi bisa berupa data diri, data kendaraan, foto kendaraan, jenis kendaraan, volume mesin, apakah di atas 2.000 Cc atau di bawah, juga tahun produksi kendaraan.
Dan kesesuaian data itulah yang kemudian dilihat pada saat mengisi BBM subsidi, yaitu ketika petugas SPBU tinggal melakukan scan print out QR Code, yang ditempelkan pada kendaraan.
Namun. ia mengingatkan, petugas juga harus mencermati, apakah pelat nomornya sama dengan data yang tersimpan, ini untuk menghindari kemungkinan jual beli print out QR Code. Karena tidak menutup kemungkinan, QR Code kendaraan di bawah 2.000 Cc dipakai kendaraan di atas 2.000 Cc.
Jika hal itu terjadi, maka petugas hendaknya tidak ragu-ragu untuk menolak, tambahnya, artinya, meski diterima oleh mesin scanner, namun kalau pelat nomor ternyata berbeda, maka petugas harus menolak.
“Jadi, peranan petugas SPBU juga sangat besar. Ia turut menentukan apakah kendaraan sesuai atau tidak, apakah data yang tersimpan sesuai atau tidak dengan saat mendaftar,” ujar Adi, yang juga Kepala Pusat Mikroelektronika ITB dalam keterangannya.
Sejak 1 Juli 2022, Pertamina membuka pendaftaran kendaraan yang mengkonsumsi BBM subsidi, yaitu Pertalite dan Solar dalam upaya memastikan BBM subsidi yang disalurkan lebih tepat sasaran.
Terdapat tiga cara pendaftaran yang mudah dilakukan. Pertama, melalui Website subsiditepat.mypertamina.id. Cara kedua, dengan aplikasi MyPertamina. Dan ketiga, bisa datang langsung ke SPBU untuk dibantu mendaftarkan kendaraan.
Pendaftaran dilakukan, guna mendapatkan QR Code, yang menjadi dasar bagi petugas SPBU untuk melayani penjualan BBM bersubsidi. Dan ke depan, hanya jenis kendaraan yang sesuai dengan peraturan dan telah terdaftar yang dibuktikan dengan QR Code, yang dapat membeli BBM subsidi.
Sementara itu Adi menambahkan, dari sisi keamanan penerapan metode scan QR Code memang relatif lebih aman karena dalam pembelian BBM subsidi, konsumen tidak memakai ponsel, namun cukup dengan print out QR Code.
Hanya saja, imbuhnya, jika keamanan ingin ditingkatkan, maka harus dilakukan dengan scanner yang dihubungkan dengan komputer, kalaupun petugas terpaksa menggunakan HP, maka sebaiknya SPBU tersebut dilengkapi dengan fasilitas WiFi.
“Tak kalah penting, harus dipastikan bahwa lokasi SPBU jauh dari Base Transceiver Station (BTS),” katanya.
Sumber asli: antaranews.com