PT Pertamina (Persero) tercatat sudah menguasai hasil produksi migas di dalam negeri mencapai 50%-an. Penguasaan produksi migas nasional oleh Pertamina didorong oleh banyaknya wilayah kerja (WK) migas di Indonesia yang saat ini dikuasai oleh BUMN migas pelat merah ini.
Tercatat, sampai pada semester I-2022 produksi migas Pertamina mengalami kenaikan yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya 850 ribu miliar barel oil equivalent per day (mboepd) menjadi 965 ribu mboepd.
“Akhir tahun ditargetkan menjadi 1 juta mboepd,” terang Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati dalam acara Satu Tahun Alih Kelola WK Rokan, Senin (8/8/2022).
Nicke mengatakan, untuk capaian kinerja produksi Pertamina secara keseluruhan 68% minyak domestik berasal dari Subholding Upstream Pertamina, sementara 32%-nya adalah gas. “Jadi 50% migas nasional sudah dari Pertamina,” terang Nicke.
Seirama dengan Nicke, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto menyatakan bahwa saat ini sangat banyak banyak wilayah kerja migas yang beralih ke Pertamina. Oleh karena itu, saat ini Indonesia berharap dan bergantung kepada Pertamina.
“Kalau bicara minyak, Pertamina sudah di atas 60%, sesuai cita-cita saya dahulu. Dulu waktu saya masuk cuma 24%, jadi dengan jumlah wilayah kerja yang banyak di Pertamina harapannya besar,” ungkap Dwi di lokasi yang
Dwi menambahkan, bahwa di tengah situasi yang sedang sulit akan pasokan energi dan seluruh negara silent dengan strategi migas. Namun, Indonesia memiliki target 1 juta barel minyak per hari dan 12 bscfd.
Untuk memenuhi target itu, tantangannya memang sulit lantaran kondisi lapangan migas yang ada di Indonesia kebanyakan sudah mature. “Banyak hal yang akan dilakukan untuk mencapai target 1 juta barel. Untuk investor silahkan pilih gross split atau cost recovery, kita terbuka untuk diskusi,” ungkap Dwi.
Adapun saat ini SKK Migas sebagai perwakilan pemerintah sedang membicarakan mengenai insentif untuk pengelolaan lapangan yang sudah tua atau mature. Sekaligus, pihaknya sedang berusaha memperoleh insentif yang bersaing dengan negara-negara lain.
Sumber asli: cnbcindonesia.com