Seputarenergi.com- Stellantis akan berupaya meningkatkan target jangka menengahnya untuk persentase minimum bahan daur ulang di kendaraannya menjadi 35%. Hal ini diungkapkan oleh Senior Vice President Global Circular Economy, Alison Jones, Selasa, 11 Oktober.
Dalam rencana bisnisnya, Stellantis telah menetapkan target untuk meningkatkan pendapatan dari bisnis daur ulangnya sepuluh kali lipat menjadi lebih dari 2 miliar euro pada tahun 2030. Ini juga bertujuan untuk melipatgandakan pendapatan dari suku cadang dan layanan yang berumur panjang.
“Kami berbicara tentang target minimal 35% terdapat bahan daur ulang di kendaraan kami, itu akan bervariasi menurut kendaraan,” kata Jones, seperti dikutip Reuters.
“Tentu saja kami akan berusaha meningkatkannya, karena kami ingin memastikan bahwa kami mengambil lebih banyak material dan memasukkannya kembali ke kendaraan kami ke depannya,” tambahnya, tanpa merinci berapa persentase yang mungkin naik.
Mempresentasikan bisnis Ekonomi Sirkular Stellantis pada konferensi pers online, Jones mengatakan proyek – berdasarkan “reman”, “perbaikan”, “penggunaan kembali” dan “daur ulang” – akan membantu grup pembuat mobil ini memenuhi target nol karbon bersih yang ditetapkan pada 2038.
Ini juga akan membantu produsen mobil terbesar keempat di dunia itu untuk menjaga harga lebih rendah karena peralihan ke elektrifikasi seringkali berarti kendaraan yang lebih mahal, dan mengatasi potensi kekurangan bahan baku yang berkepanjangan dalam rantai pasokannya.
CEO Stellantis, Carlos Tavares, mengatakan kelangkaan bahan baku akan berlanjut dalam dekade berikutnya. Ia menambahkan ha; itu adalah tugas utama bagi pembuat mobil untuk memperpanjang umur bahan yang digunakannya.
Permintaan meningkat di seluruh dunia untuk bahan daur ulang karena produsen, dari pembuat mobil hingga perusahaan mode, berusaha memenuhi target ramah lingkungan mereka. Ini sering membuat bahan daur ulang lebih mahal daripada yang baru.
“Kami fokus untuk membuat seluruh lingkaran melingkar bekerja, jadi kami memiliki bahan-bahan itu di lingkaran kami dan kami tidak tunduk pada fluktuasi harga bahan,” kata Jones.
Dia menambahkan komponen Stellantis “remanufaktur” biasanya 10% hingga 30% lebih murah daripada yang asli, berkat pengurangan penggunaan bahan baku dan energi.
Jones mengatakan pengembangan bisnis ekonomi sirkular dapat mengarah pada kesepakatan M&A karena Stellantis berupaya meningkatkan jangkauan keterampilan dan keahliannya, serta mengembangkannya secara internal.
Stellantis telah memilih kompleks Mirafiori di Turin untuk meluncurkan pusat ekonomi sirkular utamanya tahun depan, dengan fokus pada rekondisi dan pembongkaran kendaraan dan penggunaan kembali komponen bekas.
Pusat ekonomi melingkar (circular) akan berjalan bersama “loop lokal”, yang memungkinkan produk dan bahan tetap berada di dalam negara dan mempercepat bisnis.