Seputarenergi.com – Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) berhasil mencatatkan laba bersih (unaudited) sebesar US$ 343,92 juta atau sekitar Rp 5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) pada 2022.
Capaian laba bersih pada 2022 tersebut meningkat 58% dibandingkan capaian laba bersih pada 2021 yang tercatat sebesar US$ 218,07 juta.
Direktur Utama Pertamina Internasional EP John Anis mengatakan, peningkatan laba bersih perusahaan pada 2022 ini dipicu oleh efisiensi yang dilakukan perusahaan, selain adanya lonjakan volume produksi dan harga minyak dan gas bumi selama 2022.
“Dengan cost efisiensi, kita melakukan berbagai program penghematan dan inovasi yang bisa membuat biaya jadi lebih efisien, alias biaya lebih rendah, dengan hasil lebih baik,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (09/02/2023).
John menjabarkan, capaian laba bersih pada 2022 tersebut juga didorong oleh peningkatan pendapatan PIEP sebesar 35% menjadi US$ 1,5 miliar (unaudited) (sekitar Rp 22,5 triliun) dari US$ 1,1 miliar pada 2021 lalu.
Adapun EBITDA perusahaan pada 2022 tercatat sebesar US$ 960,98 juta (unaudited) (sekitar Rp 14 triliun), naik 45% dari US$ 663,80 juta pada 2021 lalu.
Selain karena lonjakan harga minyak mentah dunia pada 2022, lonjakan volume produksi migas juga memicu peningkatan pendapatan.
Dia menjabarkan, pada 2022 produksi minyak PIEP tercatat sebesar 148,31 ribu barel per hari (bph) atau 101,1% dari target 146,68 ribu bph. Sementara produksi gas pada 2022 mencapai 382,67 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 126,2% dari rencana 303,23 MMSCFD.
Untuk produksi minyak dan gas bumi (migas), tercatat mencapai 214,36 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 107,7% dari rencana 199,01 ribu BOEPD.
“Peningkatan produksi karena ada kenaikan produksi di Irak, karena program sumur-sumur pengembangan hasilnya bagus,” ucapnya.
Perlu diketahui, wilayah kerja migas Pertamina Internasional EP setidaknya terdapat di 12 negara, yakni Irak, Aljazair, Malaysia, Kanada, Kolombia, Prancis, Gabon, Italia, Myanmar, Namibia, Nigeria, dan Tanzania.