Kepala Divisi Energi Terbarukan Shell, Thomas Brostrom, mengundurkan diri setelah CEO Shell, Wael Sawan, mengumumkan rencana untuk mengurangi transisi ke energi terbarukan. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Brostrom baru bergabung dengan Shell pada Agustus 2021 untuk mengawasi proyek raksasa pantai Orstad, di mana perusahaan berencana mengembangkan pembangkit tenaga angin dan matahari.
Sebelumnya, Shell telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai bagian dari rencana CEO sebelumnya, Ben van Beurden. Namun, CEO Sawan mengumumkan pada 14 Juni bahwa Shell akan kembali memproduksi minyak dan gas, sambil mengurangi investasi di sektor energi terbarukan. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tekanan investor yang menginginkan perusahaan fokus pada bisnis yang menguntungkan.
Langkah ini juga melibatkan perubahan dalam struktur kepemimpinan perusahaan, termasuk penghapusan divisi yang dipimpin oleh Brostrom. Dalam pernyataan resmi, Shell menjelaskan bahwa Thomas Brostrom telah memilih untuk meninggalkan perusahaan dan mengejar peluang lainnya.
Pengganti Brostrom adalah Greg Joiner, yang saat ini menjabat sebagai VP Shell Energy Australia. Joiner akan mengambil peran sebagai kepala divisi Shell Energy Europe & Emerging Markets Power. Selain itu, Ajay Shah akan memimpin pembangkit energi terbarukan di Asia, sementara Mike Parker akan memimpin proyek angin lepas pantai.
Keputusan Shell ini menunjukkan perubahan arah dalam strategi energi terbarukan perusahaan. Meskipun Shell masih berkomitmen untuk berinvestasi dalam sumber energi terbarukan, fokus utama kembali pada produksi minyak dan gas. Perubahan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan energi dalam mengatasi tekanan pasar dan kebutuhan untuk mencapai keberlanjutan lingkungan seiring dengan keuntungan bisnis.