Provinsi Jawa Tengah terus mengembangkan program desa mandiri energi sebagai langkah menuju transisi dari penggunaan energi fosil ke sumber energi yang ramah lingkungan.
Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Boedya Dharmawan, menyatakan bahwa program ini telah digagas sejak tahun 2016 dan hingga saat ini telah terbentuk sebanyak 2.369 desa mandiri energi di Jawa Tengah.
“Program desa mandiri energi telah kami rintis sejak lama, dimulai pada tahun 2016. Hingga saat ini terdapat 2.369 desa mandiri energi, data tersebut diperoleh hingga April 2023,” ujarnya dalam wawancara di kantor Dinas ESDM Jawa Tengah.
Desa-desa mandiri energi ini dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan pemanfaatan, pengelolaan, dan pendanaannya. Terdapat 26 desa mandiri energi dalam kategori mapan, 158 desa dalam kategori berkembang, dan 2.180 desa dalam kategori inisiatif.
Desa mandiri energi memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki oleh daerah tersebut. Melalui transisi ini, masyarakat mulai beralih dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
“Kami berkomitmen untuk mengubah pola energi dari fosil menjadi energi terbarukan. Desa mandiri energi juga merupakan langkah untuk mencapai kedaulatan energi dengan lebih mengandalkan potensi lokal. Kami sangat menyadari bahwa potensi lokal harus digali, diidentifikasi, dan dikembangkan,” ungkap Boedya.
Beberapa jenis energi terbarukan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam program desa mandiri energi antara lain pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, sampah, serta penggunaan energi non-listrik seperti biodiesel, biogas, biomasa, dan gas rawa (biogenic shallow gas).
Sumber energi yang dimanfaatkan di desa-desa mandiri energi didasarkan pada potensi lokal di masing-masing daerah. Misalnya, masyarakat di wilayah Sragen, Karanganyar, dan Banjarnegara menggunakan gas rawa sebagai sumber energi terbarukan. Sedangkan biogas telah tersebar merata di berbagai kabupaten, terutama di Kabupaten Semarang.
ESDM Jawa Tengah mendorong penggunaan energi terbarukan dengan tujuan mempercepat transisi dari penggunaan energi fosil. Program desa mandiri energi diharapkan dapat menjadi pintu transisi yang menghubungkan energi fosil dengan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan secara merata dan berkelanjutan, sehingga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat di wilayah tersebut.