Seputarenergi – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa investasi Asia dalam bisnis minyak dan gas bumi (migas) yang berfokus pada teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) telah mencapai US$1,2 miliar, setara dengan Rp18,4 triliun dengan asumsi kurs Rp15.352 per US$.
Bisnis migas berbasis teknologi CCS dan CCUS ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon di berbagai sektor industri, termasuk sektor migas.
Dalam acara International dan Indonesia CCS (IICCS) Forum yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Luhut mengungkapkan, “Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai sekitar US$6,4 miliar, dengan Asia memberikan kontribusi sebesar US$1,2 miliar.”
Investasi yang signifikan ini menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam investasi teknologi CCS/CCUS di Asia. Luhut menyatakan, “Indonesia seharusnya menjadi bagian utama dari investasi teknologi ini.”
Pemerintah Indonesia juga memberikan dukungan yang kuat dalam pengembangan CCS, seperti penyusunan rancangan Peraturan Presiden tentang CCS yang bertujuan untuk memperluas implementasi CCS, termasuk CCS Hub, CCS lintas batas, CO2 dari industri, dan pemanfaatannya di wilayah kerja non-migas.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Marves, Jodi Mahardi, menegaskan bahwa pemerintah mendukung pengembangan CCS sebagai langkah menuju masa depan yang lebih bersih dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dia juga menekankan komunikasi yang terus-menerus dengan berbagai pemangku kepentingan, kementerian, lembaga terkait, dan pemerintah daerah dalam upaya pengembangan CCS di Indonesia. Jodi Mahardi mengajak semua pemangku kepentingan untuk bergabung dalam perjalanan ini, demi mewujudkan visi bersama untuk dunia yang lebih baik.
Dengan investasi yang signifikan dan dukungan kuat pemerintah, Indonesia berpotensi besar dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.