Alternatif Sumber Energi Bersih, Indonesia Segera Gunakan Hidrogen Hijau

0
252

Seputarenergi – Pembangkit Hidrogen Hijau (Green Hydrogen Plant/GHP) menjadi terobosan baru dalam upaya Indonesia untuk mengadopsi sumber energi bersih. GHP, sebagai unit pembangkit, dapat menghasilkan gas hidrogen dari pemecahan air, menawarkan solusi ramah lingkungan dengan memperbarui energi secara berkelanjutan dari air tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero), dalam rilis pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI pada Senin (20/11/2023), menyebutkan bahwa GHP adalah langkah awal PLN untuk menyediakan sumber energi bersih dan mengfasilitasi transisi energi. Saat ini, sebanyak 21 GHP telah beroperasi di Indonesia, diresmikan oleh Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) pada acara yang sama di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tanjung Priok, Jakarta. Hidrogen yang dihasilkan dari 21 GHP mencapai 199 ton per tahun, berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 4,644 kWp atau setara dengan 6,780 MWh/tahun.

Darmawan juga menyoroti peran GHP dalam transisi energi di sektor transportasi. “Lewat GHP ini, kami membangun bagaimana transisi sektor transportasi ke low carbon transport ini berjalan dengan baik. Tentu saja kalau kita berbicara transportasi, terdapat dua mazhab,” ungkapnya. “Satu mengenai mobil listrik yang berbasis pada baterai. Kendaraan listrik sudah kita bangun ekosistemnya. Kemudian ada mahzab lain yaitu berbasis pada hidrogen. Ini perlu ada rantai pasok yang khusus, ini perlu ada green hydrogen,” tambahnya.

Menyimak peningkatan signifikan jumlah GHP dalam satu bulan terakhir, Darmawan mengungkapkan, “Kalau dulu ekses produksi green hydrogen hanya bisa 140-an mobil listrik fuel cell, sekarang kita mampu mensuplai 424 mobil dan kalau dulu kita masih hanya mengurangi 1.900 ton emisi, sekarang kita mampu mengurangi 3.720 ton emisi CO2 per tahun.”

Hidrogen hijau tidak hanya menjadi sumber energi untuk kendaraan, tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai sektor, termasuk mendinginkan mesin pembangkit listrik, industri bahan kimia, pupuk, dan co-firing pembangkit.

Lokasi 21 GHP tersebar di berbagai wilayah, seperti PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1-7, PLTGU Muara Karang, PLTU Suralaya 8, PLTU Adipala, PLTU Labuhan, PLTGU Cilegon, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tanjung Priok, PLTGU Muara Tawar, PLTU Indramayu, PLTU Tanjung Jati B, PLTGU Tambak Lorok, PLTU Rembang, PLTGU Gresik, PLTG Pemaron, PLTU Pacitan, PLTU Paiton, PLTU Tanjung Awar-awar, dan PLTU Grati.

Dalam acara peresmian 21 GHP, Darmawan juga mengungkapkan rencana PLN untuk menyediakan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian hidrogen dan generator bahan bakar berbasis hidrogen hijau. Infrastruktur ini merupakan wujud kolaborasi antara PLN dan Pemerintah (Kementerian ESDM) dalam menghadapi tantangan transisi energi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here