Miliki 128 Basin, Indonesia Hanya Baru Operasikan 20 sebagai Cadangan Migas

0
363

Seputarenergi – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 128 cekungan atau basin yang tersebar di seluruh wilayah. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 20 cekungan yang sudah berproduksi. Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, menekankan bahwa potensi masih sangat besar dan banyak yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.

“Hudi Suryodipuro, Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas, dalam acara National Media Engagement di Bogor pada Sabtu (27/11), mengatakan, ‘Kami terus mengingatkan the potential is always there, jadi banyak yang masih kami jual,'” ungkapnya.

Dengan melihat potensi yang belum dimanfaatkan, SKK Migas berharap para investor tertarik untuk mengelola cekungan-cekungan tersebut. “Jadi bukan hanya bergerak di wilayah kerja yang sudah mereka miliki tetapi bagaimana kita bisa ngejar yang undrilled itu,” ujarnya.

Data dari SKK Migas mengklasifikasikan 128 cekungan di Indonesia menjadi beberapa kategori. Pertama, 20 cekungan yang sudah berproduksi. Kedua, 8 cekungan sudah dibor tapi belum berproduksi. Ketiga, 19 cekungan dengan indikasi hidrokarbon. Keempat, 13 cekungan sudah dibor tapi belum ditemukan. Terakhir, 68 cekungan yang belum dibor.

Berdasarkan buku saku Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per September 2023, Indonesia memiliki cadangan potensial dan terbukti dari minyak bumi sebanyak 4,7 miliar barel (BBO) dan gas bumi sebanyak 54,76 triliun kaki kubik (TCF).

Hudi menambahkan bahwa dengan kemajuan teknologi, potensi cadangan migas baru dapat ditemukan. Sebagai contoh, di Geng North, teknologi terbaru membantu menemukan cadangan gas yang signifikan setelah sebelumnya hasil bor tidak berhasil. Perusahaan Italia, ENI, berencana untuk mengeksplorasi Geng North yang diperkirakan memiliki cadangan gas sebesar 5 triliun kaki kubik (TCF). Pengembangan ladang gas alam lepas pantai Geng North di wilayah kerja North Ganal, Kalimantan Timur, dipercepat, dengan target produksi pertama pada 2027 setelah pengambilan keputusan investasi akhir pada 2024.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here