Seputarenergi – Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk sumber daya alam hutan, laut, minyak bumi, dan gas bumi. Namun, perlu diingat bahwa faktor manusia memegang peranan krusial dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut. Dengan populasi mencapai 273,52 juta jiwa pada 31 Januari 2023, sekitar 40,9% dari penduduk Asia Tenggara, Indonesia dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk melestarikan sumber daya alamnya.
Menyadari pentingnya perubahan dalam memanfaatkan energi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memberikan apresiasi terhadap upaya dalam menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) selama musim libur Natal dan Tahun Baru. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah ketergantungan pada energi tidak terbarukan, seperti minyak dan gas bumi.
Arifin Tasrif menyadari bahwa kebijakan ekonomi terkait minyak dan gas bumi masih sangat bergantung pada harga migas di pasar internasional. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, kenyataannya adalah cadangan minyak semakin berkurang, mengakibatkan ketergantungan pada impor minyak.
Dalam menghadapi krisis energi migas, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Adityawarman, bersama dengan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, melakukan kunjungan ke Kilang Pertamina Cilacap untuk memastikan kesiapan pasokan BBM. Meskipun upaya tersebut penting, namun masalah pokok adalah perlunya mencari alternatif energi terbarukan untuk menggantikan ketergantungan pada minyak dan gas bumi.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa cadangan minyak Indonesia semakin menurun dari tahun ke tahun. Dewan Energi Nasional (DEN) juga memperkirakan bahwa cadangan minyak hanya akan bertahan selama sembilan tahun. Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu adanya langkah-langkah konkret dan solutif.
Salah satu potensi terbarukan yang dapat dimanfaatkan adalah kelapa sawit, yang merupakan salah satu sumber energi yang melimpah di Indonesia. Kelapa sawit dapat dijadikan alternatif untuk menggantikan peran minyak dan gas bumi. Potensi kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan mencakup produksi biodiesel, biofuel berbasis biomas, dan biogas berbasis Palm Oil Mill Effluent (POME).
Dalam mengatasi permasalahan energi tidak terbarukan, biodiesel dari kelapa sawit telah terbukti lebih hemat dan ramah lingkungan. Realisasi kebijakan mandatori biodiesel pada tahun 2014-2016 berhasil menghemat impor solar, devisa impor solar, dan mengurangi emisi CO2 secara signifikan. Kelapa sawit, dengan luas perkebunan mencapai 15,08 juta hektare, dapat menjadi sumber biodiesel yang melimpah.
Selain biodiesel, kelapa sawit juga dapat menghasilkan bioethanol berbasis biomas. Proses fotosintesis pada kelapa sawit menghasilkan biomas yang dapat diubah menjadi bioethanol. Dengan potensi lebih dari 11 juta hektar kebun kelapa sawit di Indonesia, produksi bioethanol dapat mencapai 27,3 juta kilo liter setiap tahunnya. Penggunaan bioethanol dari kelapa sawit dapat mengurangi ketergantungan pada jenis bahan bakar berbasis minyak bumi seperti premium.
Selanjutnya, POME, limbah dari pengolahan kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), mengandung gas metan yang dapat diubah menjadi biogas. Dengan perkiraan volume POME sebesar 0,67 ton per m3, produksi biogas dari kelapa sawit dapat mencapai 4.127,2 juta m3. Hal ini menunjukkan bahwa kelapa sawit dapat menjadi sumber energi terbarukan yang berkelanjutan.
Melihat potensi kelapa sawit yang begitu besar, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi lumbung bioenergi dunia. Pemerintah perlu memberikan dukungan nyata dan kebijakan yang mendorong pemanfaatan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan. Ini bukan hanya untuk memastikan pasokan energi yang berkelanjutan tetapi juga untuk melestarikan lingkungan dan mewujudkan keberlanjutan generasi mendatang.
Dalam konteks perubahan pola konsumsi energi, Indonesia perlu beralih dari end-consumer menjadi consume-renewal. Penggunaan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan adalah langkah nyata untuk menuju perubahan tersebut, memastikan bahwa sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dapat tetap lestari dan memberikan manfaat jangka panjang.