Seputarenergi – Kebutuhan listrik industri ramah lingkungan diperkirakan akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi di masa depan. Yusuf Rendy Manilet, Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, menekankan pentingnya peran pemerintah dan swasta dalam memenuhi kebutuhan tersebut, terutama dengan mendorong pengembangan Bauran Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Pemerintah perlu terus mendorong pengembangan EBT, terutama untuk pembangkit listrik skala besar,” papar Yusuf.
Dia menegaskan bahwa swasta juga memegang peranan krusial dalam memenuhi kebutuhan listrik industri yang ramah lingkungan. Swasta diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan berbagai sumber EBT, seperti energi surya, energi angin, energi air, dan energi panas bumi.
“Sumber EBT yang dihasilkan swasta dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik industrinya sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain,” jelas Yusuf.
Namun, untuk mendorong partisipasi swasta dalam investasi pengembangan EBT, diperlukan insentif dan regulasi yang sesuai.
“Unsentif dan regulasi yang tepat dapat mendorong investasi swasta dalam pengembangan EBT,” kata Yusuf.
Salah satu perusahaan yang telah berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan produksi listrik di Indonesia adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group). Melalui Krakatau Chandra Energy (KCE), perusahaan ini akan fokus pada pembangkit listrik gas combined cycle power plant (CCPP) sebesar 120 megawatt (MW), dengan rencana untuk berkembang menjadi penyedia energi baru terbarukan (EBT).
Edi Rivai, Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group, menyatakan optimisme terhadap meningkatnya kebutuhan listrik industri, sejalan dengan pertumbuhan industri petrokimia dan hilirisasi.
“Kami optimistis kebutuhan listrik akan semakin tinggi, termasuk ketersediaan bahan energi yang ramah lingkungan,” ujar Edi Rivai.
Chandra Asri Group juga menunjukkan keseriusannya dengan menerima investasi sebesar US$194 juta atau sekitar Rp3,03 triliun dari Electric Generating Public Company Limited atau EGCO Group (EGCO), produsen energi independen asal Thailand.