Memasuki triwulan kedua tahun 2021, PT Pertamina (Persero) melalui Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat memastikan operasional pemenuhan kebutuhan energi masyarakat serta stok BBM, LPG, dan avtur untuk wilayah Jawa Bagian Barat tetap aman. Hal ini diungkapkan oleh Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, dalam keterangan persnya pada Jumat (2/4) di Jakarta.
Eko mengatakan, saat ini rata-rata ketahanan stok BBM di Fuel Terminal di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten masih mencapai lebih 20 hari.
“Stok BBM di terminal bahan bakar minyak kami pastikan aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Pertamina juga telah menyiapkan strategi penyaluran apabila sewaktu-waktu diperlukan tambahan pasokan. Kami tetap memberikan pelayanan untuk kebutuhan energi masyarakat dengan senantiasa mengedepankan kondisi kesehatan para pejuang energi di lini terdepan,” tegasnya.
Eko menjelaskan, sebagian besar pasokan BBM dan LPG di wilayah Jawa Bagian Barat disalurkan dari kilang atau Refinery Unit (RU) VI Balongan dan Refinery Unit (RU) IV Cilacap, melalui dua Integrated Terminal (Terminal BBM & LPG), 5 Fuel Terminal dan 2 LPG Terminal.
Sebaran terminal BBM dan LPG di wilayah DKI Jakarta berada di Integrated Terminal Jakarta Grup. Untuk di wilayah Banten berada di Fuel Terminal Tanjung Gerem dan LPG Terminal Tanjung Sekong. Sedangkan untuk di wilayah Jawa Barat berada di Fuel Terminal Ujung Berung, Fuel Terminal Cikampek, Fuel Terminal Padalarang, Fuel Terminal Tasikmalaya, Integrated Terminal Balongan, dan Fasilitas LPG Cirebon.
Terkait avtur, Eko menjelaskan, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Soekarno Hatta saat ini di suplai dari RU II Dumai dan RU IV Cilacap. Sedangkan untuk suplai avtur untuk DPPU lainnya di wilayah Jawa Bagian Barat seperti DPPU Halim Perdana Kusuma, DPPU Pondok Cabe, DPPU Kertajati Majalengka dan DPPU Husein Satranegara di suplai dari Soekarno Hatta.
“Kami juga sangat prihatin dengan kejadian di salah satu unit operasi Pertamina yaitu Refinery Unit VI Balongan, namun pasokan BBM dan LPG di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta serta Banten kami pastikan aman dan terdistribusi lancar hingga hari ini,” ungkapnya.
Eko mengatakan, saat ini konsumsi BBM di wilayah Jawa Bagian Barat masih di bawah kondisi normal sebagai dampak PSBB dan WFH. Pada bulan Maret 2021 konsumsi produk Gasoline (Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) turun sebesar 12% dan Gasoil (Dexlite dan Pertamina Dex) terkoreksi 10%. Sebaliknya dengan LPG, produk Elpiji 3 Kg naik sebesar 1% dan Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg naik 29% dikarenakan mayoritas penduduk masih menjalankan aktivitas WFH.
“Kami juga menghimbau masyarakat yang tergolong mampu menggunakan LPG non subsidi seperti Bright Gas 5,5 Kg, Bright Gas 12 kg, dan Elpiji 12 Kg. Sehingga penggunaan LPG 3 Kg benar-benar tepat sasaran,” tambah Eko.
Promo Harga Hemat 300 Rupiah Per Liter dan Diskon Trade In Bright Gas Berlanjut
Konsumen setia MyPertamina dan Pertamina Delivery Service (PDS) kembali dapat menikmati harga hemat pembelian Pertamax Series dan Dex Series sebesar Rp 300/liter dan dengan PDS tukar tabung LPG 3 Kg ke Bright Gas bisa hemat hingga Rp 135.000.
Eko menerangkan bahwa penawaran ini berlaku mulai tanggal 1 hingga 30 April 2021 dan berlaku secara nasional untuk seluruh pengguna MyPertamina dan pemesanan melalui PDS.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penawaran khusus harga hemat Rp 300 per liter dan trade in Bright Gas ini, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center 135, www.brightgas.co.id , dan cek langsung di aplikasi MyPertamina-mu.