Sumatera Barat Berpotensi Hasilkan 230 Mega Watt Energi Panas Bumi

0
868

Seputarenergi – Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Barat, Herry Martinus, menyatakan bahwa wilayahnya memiliki potensi energi panas bumi yang bisa mencapai 230 Mega Watt, dan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi baru terbarukan di masa depan.

“Di Solok Selatan kita punya potensi panas bumi hingga 230 Mega Watt, namun baru tergarap sekitar 85 Mega Watt,” ujar Herry Martinus di Padang, Kamis (“Di Solok Selatan kita punya potensi panas bumi hingga 230 Mega Watt, namun baru tergarap sekitar 85 Mega Watt,” ujar Herry Martinus di Padang, Kamis).

Pemerintah saat ini sedang berupaya meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi tersebut sebesar 95 Mega Watt, dan masih dalam tahap negosiasi anggaran dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Selain panas bumi, Sumatera Barat juga memiliki potensi lain seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Namun, berbagai sumber daya energi baru terbarukan ini tidak bisa langsung digarap karena harus melalui sejumlah proses dan mekanisme yang panjang, salah satunya lelang.

“Proses ini sebetulnya jadi hambatan juga. Sebagai contoh, kemarin ada calon investor dari Malaysia yang ingin membangun PLTS di Sumbar, namun terkendala masalah teknis dan panjangnya birokrasi yang harus dilalui,” tuturnya.

Menurut Herry, pengambil kebijakan di tingkat pusat harus segera mencari solusi untuk permasalahan tersebut agar berbagai sumber energi baru terbarukan bisa dimanfaatkan dan menjadi penyokong ekonomi nasional.

Saat ini, pasokan energi pembangkit listrik di Provinsi Sumatera Barat surplus sekitar 20 persen. Artinya, dengan kelebihan energi ditambah pasokan energi baru terbarukan yang melimpah, pemerintah harus bisa memaksimalkan potensi tersebut.

Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Sumatera Barat, Insannul Kamil, menyatakan bahwa organisasinya sedang melakukan berbagai skenario dalam upaya mencapai target net zero emission.

“Transisi energi fosil ke energi baru terbarukan merupakan pekerjaan bersama dari tingkat pusat hingga ke daerah, termasuk komitmen dan konsistensi dalam mengimplementasikannya. Transisi energi ini harus melibatkan akademisi, PLN, MKI, praktisi bisnis kelistrikan, media massa, hingga masyarakat yang ahli dalam masalah energi baru terbarukan,” ujar Insannul Kamil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here