Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir lebih tinggi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), didukung oleh kenaikan di sektor energi. Kenaikan kasus covid-19 di seluruh dunia, termasuk di AS, membuat pasar saham Wall Street belum bisa melesat tajam.
Mengutip Xinhua, Rabu, 15 Juli 2020, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 556,79 poin atau 2,13 persen menjadi 26.642,59. Sedangkan S&P 500 naik 42,30 poin atau 1,34 persen menjadi 3.197,52. Kemudian indeks Komposit Nasdaq meningkat 97,73 poin atau 0,94 persen menjadi 10.488,58.
Saham raksasa energi AS, Chevron dan Exxon Mobil, masing-masing naik 3,45 persen dan 3,31 persen, menjadi yang berkinerja terbaik dalam rata-rata 30 saham. Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan sektor energi naik 3,6 persen, melampaui yang lainnya.
Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS diperdagangkan lebih rendah, dengan semua 10 saham teratas berdasarkan indeks S&P AS 50 mengakhiri hari dengan catatan suram. Sedangkan Wall Street meneliti berbagai laporan pendapatan dan data ekonomi.
JPMorgan Chase menyampaikan laba yang melampaui estimasi. Saham ditutup 0,57 persen lebih tinggi. Saham Citigroup berada di bawah tekanan setelah perusahaan melaporkan hasil yang beragam. Saham Wells Fargo merosot 4,6 persen setelah melaporkan kerugian USD2,4 miliar pada kuartal kedua.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Semua Konsumen Urban di AS meningkat 0,6 persen pada Juni. Kondisi ini berdasarkan penyesuaian musiman setelah jatuh 0,1 persen pada Mei. CPI inti, yang menghapus makanan dan energi, naik 0,2 persen pada Juni, kenaikan bulanan pertama sejak Februari.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya tidak berpikir kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok masuk ke tahap selanjutnya. Kondisi itu mengartikan hubungan kedua negara sangat renggang akibat pandemi covid-19.
“Mereka (Tiongkok) bisa menghentikan wabah. Mereka bisa menghentikannya. Tapi mereka tidak menghentikannya,” kata Trump di pesawat Air Force One dalam perjalanan ke Florida.
Saat ditanya apakah ketegangan AS-Tiongkok membuat fase dua kesepakatan dagang tidak akan lagi terjadi, Trump bahkan mengaku tidak memikirkannya dan sedang memikirkan hal lain yang lebih penting.
Status perjanjian perdagangan antara kedua negara Adidaya ekonomi atau fase pertama yang ditandatangani dan mulai berlaku awal tahun ini, mulai dipertanyakan di tengah krisis covid-19. Virus yang pertama kali terjadi di Kota Wuhan, Tiongkok telah menyebar ke seluruh dunia dan memberi dampak buruk pada kesehatan dan ekonomi AS.
Sumber: Medcom