DPR RI Apresiasi Upaya Pertamina Atasi Kebakaran Kilang BBM Balongan

0
1008

Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus mengapresiasi kerja cepat Pertamina dalam mengatasi terbakarnya tangki penyimpanan BBM di Kilang Balongan, Indramayu pada hari Minggu malam (28/3).

“Saya melihat seluruh jajaran Pertamina di lapangan bekerja dengan sigap, bahkan jajaran Direksi yang dipimpin Direktur Utama langsung turun ke lokasi musibah hingga api berhasil dipadamkan. Ini sebuah langkah yang tepat, kita di DPR mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Direksi hingga ujung tombak di lapangan,” ujarnya keterangan tertulis, Rabu (31/3).

Berdasarkan informasi dari internal Pertamina, insiden terbakarnya empat unit tangki penyimpanan BBM itu kemungkinan besar akibat petir dan bukan karena kelalaian atau sabotase. Namun, Deddy mengajak semua pihak menunggu hasil investigasi resmi tentang penyebab terjadinya kebakaran tersebut.

“Yang jelas, kita bersyukur karena tidak ada korban jiwa dan seluruh warga terdampak dapat ditangani dengan baik oleh petugas di lapangan. Kita lihat bagaimana petugas di lapangan mampu melokalisir daerah itu dengan cepat sehingga kebakaran tidak merembet ke tempat lain atau menimbulkan korban yang fatal,” tuturnya.

Lebih jauh, Deddy mengatakan bahwa sebenarnya tangki penyimpanan yang terbakar itu sudah cukup tua karena dibangun pada tahun 1993. Meskipun demikian, Direktorat HSSE Pertamina selalu melakukan pemeriksaan rutin terhadap kelayakan sistem keamanan yang digunakan di empat tangki yang terbakar tersebut. Sehingga sejauh ini bisa dipastikan bahwa tangki-tangki tersebut dalam keadaan layak dan aman digunakan serta mengikuti standar internasional yang baku.

Deddy juga meminta agar Pertamina dan pihak berwenang melakukan investigasi serta pemeriksaan yang menyeluruh terhadap sebab musabab kebakaran tersebut. “Kita harus belajar dari setiap musibah yang terjadi serta memastikan Pertamina melakukan langkah-langkah untuk mencegah kejadian yang sama di masa depan,” ungkapnya.

Menurutnya, kebakaran tangki penyimpanan BBM bukanlah hal yang aneh karena sifatnya yang rentan sehingga membutuhkan perangkat dan prosedur pengamanan ekstra serta berkelanjutan. Sekeliling lokasi tangki penyimpanan juga telah dikelilingi dengan dinding pemisah (bundwall) setinggi 1,8 meter sehingga api tidak menjalar keluar dari perimeter yang ditetapkan.

“Kita juga harus bersyukur sebab saat musibah terjadi tidak disertai angin kencang yang menyulitkan upaya pemadaman, sehingga operasi pemadaman api bisa berjalan dengan baik,” imbuhnya.

Sementara, terkait dengan keamanan pasokan BBM dalam negeri juga telah dijamin oleh Pertamina bahwa tidak akan ada kelangkaan atau hambatan, sebab Pertamina telah memiliki rencana mitigasi yang detail menghadapi kasus seperti ini. Sehingga pasokan BBM dan avtur berada dalam kondisi aman untuk 20–74 hari ke depan, dengan stok bensin dan solar di angka 10,5 dan 8,8 juta barel sedangkan untuk avtur di angka stok aman di kisaran 3,2 juta barel.

“Cadangan yang terbakar di Indramayu itu menurut informasi hanya sekitar 7 persen dari total stok dan sebagai penggantinya akan dipasok dari Kilang Cilacap dan TPPI,” ucapnya.

Dengan demikian, kata Deddy, masyarakat tidak perlu panik sebab dipastikan tidak ada kendala dalam distribusi BBM ke seluruh negeri terkait insiden ini. Ia menilai Pertamina telah sangat siap dalam menghadapi masalah seperti ini, baik secara sistem, teknologi maupun sumber daya manusianya.

“Pertamina telah memiliki dan mampu mengeksekusi prosedur kedaruratan dengan baik, bahkan jajaran Direksi memiliki kualitas kepemimpinan yang tangguh dalam merespons situasi emergency, baik di lapangan maupun dalam sistem manajemen,” pungkasnya.

Sumber asli: Liputan6.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here