Targetkan Net Zero Emission, Pertamina Siapkan Ekosistem Kendaraan Listrik

0
511
mobil listrik

Tekan Net Zero Emission, Pertamina Siapkan Ekosistem Kendaraan Listrik

Pembahasan tentang motor listrik (molis) saat ini sedang ramai di masyarakat, salah satunya didorong oleh gencarnya pemerintah untuk mengampanyekan peralihan ke penggunaan molis kepada masyarakat.

Terbilang teknologi baru di Indonesia, edukasi dan sosialisasi banyak dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat menggunakan molis, salah satunya yang dilakukan di booth Pertamina di IIMS pada Sabtu (25/02) yang mengusung diskusi “Hijau Hemat Pakai Molis.”

Berbicara dalam diskusi tersebut, antara lain, EV Business Development Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Adriel Simorangkir, VP Business Development Indonesia Battery Corporation (IBC) Bayu Yudhi Hermawan, serta pengendara ojek online Billy Kurniawan.

Menanggapi upaya yang dilakukan pemerintah untuk membangun ekosistem kendaraan listrik, Adriel mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen penuh untuk mencapai target net zero emission tahun 2060 di mana Pertamina berperan sebagai salah satu mitra strategis untuk mencapai target tersebut, salah satunya melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik bekerja sama dengan berbagai pihak.

1. Pertamina menyediakan infrastruktur pengisian kendaraan listrik

Adriel menyebut, Pertamina dalam hal ini salah satunya berperan untuk menyediakan infrastruktur pengisian listrik molis. Di SPBU Pertamina sudah mulai menyediakan fasilitas charging station dan battery swapping station. “Ke depan, fasilitas ini akan semakin banyak tersedia di SPBU Pertamina yang tersebar di berbagai daerah untuk memudahkan para pengguna molis,” ujar Adriel.

Tidak saja infrastruktur, berbagai aspek juga penting terkait dengan kendaraan listrik. Seperti disampaikan oleh Bayu bahwa perlunya membangun ekosistem kendaraan listrik itu sendiri, antara lain, mulai dari manufaktur kendaraan listrik itu sendiri, kebijakan yang mendukung, infrastruktur, hingga konsumen yang teredukasi dengan baik.

“Siap atau tidaknya ekosistem kendaraan listrik, itu tergantung pasar. But we’re on the right track, penyiapan infrastruktur, edukasi pasar, sampai dukungan dari Himbara untuk pembiayaan molis,” katanya.

2. Penggunaan kendaraan listrik menawarkan banyak keuntungan

Lebih jauh Bayu menyampaikan manfaat menggunakan molis. Dari sisi teknis, berbeda dengan motor bahan bakar minyak (BBM), tidak ada proses pembakaran pada mesin molis sehingga tidak ada getaran dan menjadi lebih nyaman untuk dikendarai terutama untuk jarak jauh.

Komponennya pun lebih sedikit, yaitu hanya sekitar 75 komponen di mana 30-40 persennya adalah baterai, bila dibandingkan dengan motor BBM yang memiliki sekitar 300 komponen sehingga perawatannya pun menjadi lebih mudah dan murah. Dengan biaya perawatan yang lebih murah ini, secara komersial akan lebih menarik untuk digunakan sebagai ojek.

Manfaat ini sangat dirasakan oleh Billy Kurniawan, pengendara ojek online yang sehari-hari menarik ojek online menggunakan molis besutan GESITS dalam setahun terakhir ini.

“Pertama pakai agak aneh karena belum terbiasa. Tapi, setelah beberapa lama mulai nyaman, dari aspek safety-nya bagus. Dan rasanya saat mengendarai sangat nyaman, seperti berada di atas angin, halus banget. Semua kustomer yang saya bawa juga merasakan nyaman. Selain itu, yang saya rasakan, saya tidak perlu melakukan service bulanan,” ujar Billy yang juga merupakan mitra driver pengemudi molis.

Bayu menambahkan bahwa edukasi molis kepada masyarakat sangat penting karena sering kali masyarakat membandingkannya dengan motor BBM.

3. Pertamina akan terus melakukan berbagai upaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik

Adapun, molis sendiri ada dua jenis baterai yang digunakan, yaitu lead acid dan lithium. Untuk GESITS sendiri menggunakan lithium NCM yang merupakan baterai dengan kualitas terbaik untuk motor listrik. Selain itu, GESITS juga memberikan garansi tiga tahun untuk baterainya.

“Bila disetarakan, GESITS setara dengan motor BBM berkapasitas mesin 150 cc. Jadi, dengan harga Rp28 juta sampai dengan Rp29 juta per unit, GESITS cukup kompetitif,” katanya.

Adriel menambahkan bahwa untuk membandingkan molis dengan motor BBM harus dilihat dalam jangka panjang. Dalam lima tahun ke depan penggunaan molis terhitung lebih hemat dibanding harga beli unit, karena biaya pengisian daya dan perawatan yang lebih efisien.

Dalam pernyataan penutupnya, ia menyampaikan bahwa pemerintah, BUMN, serta pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik telah, sedang, dan akan terus melakukan berbagai upaya. Namun, sukses atau tidaknya tetap kembali ke keputusan masyarakat atau konsumen, apakah akan beralih ke molis atau tidak.

Apabila masih ragu, ia berharap masyarakat dapat mendatangi event seperti IIMS ini dan rajin bertanya untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang molis.

Sumber asli: idntimes.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here