Capaian Produksi Minerba di Triwulan I 2023 Naik hingga Rp. 54,95 T

0
262

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan capaian produksi mineral utama pada triwulan pertama tahun 2023. Hasil produksi mineral tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 54,95 triliun. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba), Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa produksi logam mulia emas mencapai 19,1 ton, atau sekitar 18% dari target produksi nasional 106 ton pada tahun ini.

Meskipun capaian produksi mineral tersebut cukup menggembirakan, PNBP sektor minerba pada triwulan pertama hanya mencapai 64% dari target, yaitu sebesar Rp 85,24 triliun. Hal ini menunjukkan adanya potensi untuk meningkatkan penerimaan negara di sektor minerba pada periode selanjutnya.

Selain produksi emas, produksi perak juga mencapai 81,8 ton atau 16,7% dari target tahunan sebanyak 489 ton. Sementara itu, produksi timah mencapai 9.500 ton atau 13,5% dari target tahunan 70.000 ton. Meski demikian, PT Timah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor timah, mencatat penurunan produksi bijih timah sebesar 8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada triwulan pertama 2023, produksi logam mencapai 3.970 ton, mengalami penurunan sebesar 18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan logam timah juga mengalami penurunan signifikan sebesar 26% menjadi 4.246 ton. Namun, produksi feronikel mencapai 106.200 ton atau 17% dari target tahunan 628.000 ton, dan produksi nikel matte mencapai 21.000 ton atau 28% dari target 75.000 ton.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor produk olahan bijih nikel mencapai 81 ribu ton dengan nilai penjualan mencapai US$ 654,5 juta atau sekitar Rp 9,9 triliun pada Januari 2023. Cina merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan total volume pengiriman sebesar 69,5 ribu ton atau 85,8%.

Wafid menambahkan bahwa capaian produksi mineral utama pada triwulan pertama tahun ini berdampak positif terhadap penerimaan negara. Selain itu, investasi sektor minerba pada triwulan pertama mencapai US$ 1,58 miliar atau sekitar 20% dari target tahunan US$ 7,7 miliar.

Dengan capaian ini, Kementerian ESDM perlu terus mendorong upaya peningkatan produksi mineral utama dan investasi di sektor minerba. Dukungan dan peng

awasan yang baik dari pemerintah, termasuk dalam hal perizinan dan regulasi, dapat membantu mencapai target produksi dan meningkatkan penerimaan negara. Upaya hilirisasi juga perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan nilai tambah dari komoditas mineral sebelum diekspor.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here