Provinsi Jawa Barat di Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin dalam industri energi baru terbarukan di dunia, sejalan dengan melimpahnya cadangan sumber daya yang dimiliki negara ini. Jawa Barat sendiri memiliki berbagai potensi EBT yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
Salah satu proyek yang sedang dibangun di Jawa Barat adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya di atas air terbesar di Asia Tenggara. Dengan kapasitas produksi listrik mencapai 145 MW, proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi bersih di wilayah tersebut. Selain itu, Jawa Barat juga memiliki Plastic Waste Recycling Plant, atau waste-to-energy terbesar di Indonesia, dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 24.000 ton per hari.
Sebagai provinsi yang memiliki pabrik Electric Vehicle (EV) terbesar di Indonesia, Jawa Barat memiliki 12 proyek EBT yang membutuhkan investasi hingga pembiayaan hijau sebesar 82 juta dolar AS. Proyek-proyek ini termasuk proyek panas bumi, mikro hidro, energi surya, energi angin, dan energi air. Gubernur Ridwan Kamil menyatakan bahwa proyek-proyek ini merupakan gambaran masa depan energi hijau di Jawa Barat.
Untuk mewujudkan potensi energi hijau di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil mengharapkan adanya titik temu antara harga jual produksi EBT dari sektor swasta dengan PT. PLN, perusahaan listrik negara. Menurutnya, potensi besar energi hijau akan sulit berkembang jika harga jual ke PLN masih di bawah harga produksinya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiah, menjelaskan bahwa potensi energi baru terbarukan di provinsi ini mencapai 170,4 gigawatt. Namun, hingga saat ini baru terhimpun potensi sebesar 0,6 gigawatt dari 24 proyek energi. Dengan potensi investasi sekitar Rp25,6 triliun, tantangan utama adalah pendanaan investasi, yang tidak mungkin sepenuhnya menggunakan anggaran pemerintah.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam investasi EBT, digelar acara West Java Energy Forum (WJEF) dengan tema “Unlocking Sustainable Financing for West Java Circular Economy Development”. Forum ini bertujuan untuk mencari solusi dan mendorong minat investasi EBT di Jawa Barat. Bank Indonesia Jabar juga turut mendukung forum ini dengan mengusulkan peningkatan dukungan pembiayaan hijau bagi investor EBT.
Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar, menyatakan bahwa Jawa Barat berada pada posisi terdepan dalam implementasi energi hijau. Namun, dari sisi
perbankan, masih diperlukan peningkatan dukungan pembiayaan hijau bagi investor EBT. WJEF dianggap sebagai forum strategis yang sejalan dengan inisiatif KTT G20 dan Kepemimpinan ASEAN dalam mempercepat transisi energi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan energi hijau.
Potensi energi baru terbarukan di Jawa Barat, seperti cadangan panas bumi yang melimpah, energi surya, angin, air, dan listrik, perlu mendapatkan dukungan investasi dan pembiayaan hijau. Hal ini akan menciptakan bauran energi primer baru bagi Jawa Barat. Melalui inovasi dan kolaborasi yang kuat, Jawa Barat berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau, menjadikan provinsi ini sebagai contoh bagi daerah lain di Indonesia dan di seluruh dunia.