Kurangi Impor Produk Petrokimia, Pertamina Mulai Produksi Orthoxylene

0
392

Produk Orthoxylene yang diproduksi oleh kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban Jawa Timur hari ini resmi disalurkan. Penyaluran produk dari kilang dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun itu dilakukan guna memenuhi arahan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian agar fokus pada pengembangan portofolio produk petrokimia dengan menyediakan bahan baku dasar salah satunya produk Orthoxylene.

Pemenuhan ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina sebagai perusahaan energi nasional mengacu visi internal perusahaan melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional dan representasi Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Petrochemical Trading. 

Orthoxylene adalah produk derivatif petrokimia yang memiliki prospek keuntungan dan keberlanjutan yang cukup menjanjikan. Produk orthoxylene merupakan produk sampingan dari unit 211 fractionati tanpa mengurangi produk Paraxylene dan memiliki valuable sama dan sustainable produk dengan demand 30000-40000 mton/tahun pada tahap 1.

Disampaikan Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia, perluasan improvement dalam segi produksi tanpa meninggalkan quality memberikan dorongan kuat bagi margin dan eksistensi PT KPI dalam industri pertrokimia tersebut sesuai dengan visi misi perusahaan.

“Ini adalah wujud komitmen PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Pertamina Patra Niaga sebagai bagian dari entitas Bisnis Pertamina untuk mensupport program pemerintah dalam mendukung program pengembangan industri dalam negeri dan mengurangi impor,” kata Didik.

Pertamina memegang peran krusial dalam perkembangan industri petrokimia hilir di domestik, didukung kilang pengolahan minyak bumi yang sangat kuat. Selain itu, sebagai sosok sentral dalam penghasil bahan baku industri petrokimia, Pertamina dapat menjadi lokomotif ekonomi nasional yang memberikan dampak besar dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, tambah Didik, menjadi pemain global dalam bersaing menghadapi tantangan bisnis saat ini, strategi yang adaptif sangatlah diperlukan. “Diantaranya adalah kemampuan dalam memproduksi berbagai valuable products seperti halnya Orthoxylene, Smooth Fluid, Brizone, BTX, Propylene dan sebagainya”, ujar Didik. 

Didik menilai, melalui berbagai inisiatif yang dilakukan tersebut akan meningkatkan fleksibilitas perusahaan ke depan dalam memilih dan memproduksi valuable products yang dapat memberikan nilai terbaik bagi perusahaan pada periode tertentu. “Kelincahan inilah yang diharapkan perusahaan agar terus survive menghadapi uncertainty business saat ini,” tutupnya.

Hal senada disampaikan Direktur Jendral Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito.  Kata Warsito produksi Orthoxylene domestik ini akan mengurangi ketergantungan bahan baku impor, membantu neraca perdagangan Indonesia sekaligus mengamankan rantai pohon industri petrokimia. “Untuk itu saya ingin mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang telah berhasil menjawab permasalahan pasokan bahan baku industri petrokimia domestik dengan mengaktifkan kembali produksi Orthoxylene nasional,” ujarnya.

Momen Seremonial Produksi dan Lifting Perdana Produk Orthoxylene (OX) berlangsung di Surabaya (26/6) dengan dihadiri juga oleh Komisarus Utama Sekaligus mewakili CEO PT Petrowidada, Bindra Setya Utama, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Oos Kosasih, Direktur Utama PT Pertamina Petrochemical Trading Deni Febrianto dan Presiden Direktur and CEO PT TPPI, Erwin Widiarta.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan bisnis petrokimia merupakan bisnis masa depan dan Pertamina akan terus melakukan hilirisasi minyak menjadi produk petrokimia.

“Pertamina akan terus melakukan inovasi dalam pengembangan produk petrokimia sebagai program hilirisasi crude to chemical, sejalan dengan proyek RDMP atau modernisasi kilang yang tengah berjalan,”ujar Fadjar. 

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here