Investasi Energi Surya Global Diprediksi Salip Sektor Migas

0
288

Seputarenergi – Badan Energi Internasional (IEA) telah merilis proyeksi investasi global di sektor energi untuk tahun ini. Hasil analisis IEA menunjukkan tren menarik di mana investasi di bidang energi baru terbarukan (EBT), terutama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), berpotensi menyalip investasi di sektor migas, merefleksikan perubahan paradigma global dalam mendukung transisi energi bersih.

Investasi total di sektor energi tahun ini diperkirakan mencapai US$ 2,8 triliun atau sekitar Rp 45,2 kuadriliun. Dari angka tersebut, lebih dari US$ 1,7 triliun atau sekitar Rp 25,8 kuadriliun akan dialokasikan untuk teknologi energi bersih seperti kendaraan listrik, energi terbarukan, dan teknologi baterai. Dalam laporan World Energy Investment IEA, investasi di teknologi tenaga surya atau PLTS diproyeksikan mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun per hari pada tahun ini, mengungguli investasi di sektor migas untuk pertama kalinya.

Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol, menjelaskan alasan di balik pergeseran ini. “Ada tiga alasan utama untuk perubahan ini. Pertama, biaya energi bersih seperti tenaga surya dan angin semakin terjangkau,” katanya seperti yang dikutip dari CNBC NEWS International, Kamis (10/8). Selanjutnya, Birol menyebutkan bahwa pemerintah banyak negara melihat energi bersih, terbarukan, mobil listrik, dan bahkan tenaga nuklir sebagai solusi jangka panjang untuk keamanan energi dan isu perubahan iklim. Alasan ketiga adalah strategi industri yang memberikan insentif besar bagi teknologi energi bersih, baterai, mobil listrik, dan panel surya.

Namun, kendati harapan akan transisi ke energi bersih, laporan IEA juga menyoroti fakta bahwa investasi dalam bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan minyak masih signifikan. Diperkirakan investasi dalam sektor ini akan mencapai sedikit di atas US$ 1 triliun atau sekitar Rp 15 kuadriliun. Hal ini mengundang keprihatinan karena pengeluaran investasi dalam bahan bakar fosil masih jauh di atas tingkat yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran net zero emission (NZE) pada tahun 2050.

PBB telah menegaskan dampak besar dari bahan bakar fosil terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas, telah menjadi faktor utama di balik perubahan drastis dalam iklim global sejak abad ke-19.

Para pemangku kepentingan di sektor energi diharapkan terus bekerja sama untuk mendorong investasi lebih lanjut di bidang energi baru terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Mewujudkan transisi menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan akan menjadi langkah penting dalam menjaga lingkungan dan masa depan bumi bagi generasi mendatang. (Sumber: IEA World Energy Investment Report)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here