Pertamina Berhasil Temukan Potensi Penting Penyimpanan Karbon di Cekungan Sunda Asri

0
461

Seputarenergi – PT Pertamina (Persero), salah satu raksasa energi nasional, telah membuat terobosan penting dalam upayanya untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengumumkan penemuan potensi penyimpanan karbon yang signifikan di Cekungan Sunda-Asri. Ini adalah langkah besar menuju solusi berkelanjutan dan strategis dalam menghadapi tantangan lingkungan global.

Penemuan potensi penyimpanan karbon sebesar 2 miliar ton CO2 di Cekungan Sunda-Asri adalah hasil dari upaya intensif Pertamina dalam melakukan penelitian dan pengembangan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS). Lokasi Cekungan Sunda-Asri dipilih sebagai tempat potensial untuk mengimplementasikan teknologi ini, dengan harapan dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Nicke Widyawati menyatakan, “Kami telah menemukan lokasi yang sangat besar di Cekungan Sunda-Asri yang dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan CO2. Hal ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.”

Cekungan Sunda-Asri, yang membentang di bagian barat laut Jawa, timur laut Selat Sunda, dan barat laut cekungan Jawa Barat, dipilih karena memiliki karakteristik geologi yang mendukung teknologi CCUS. Lokasinya berbatasan dengan cekungan Sumatera Selatan, menciptakan peluang untuk menciptakan ekosistem penyimpanan karbon yang efektif.

Selain itu, studi yang dilakukan oleh Pertamina juga menunjukkan bahwa seluruh cekungan migas di Indonesia memiliki potensi penyimpanan karbon sebesar 400 miliar ton. Ini mengindikasikan bahwa implementasi teknologi CCUS di dalam negeri memiliki relevansi yang kuat, terutama dengan kebutuhan akan minyak dan gas bumi (migas) yang masih tinggi hingga mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.

Menanggapi perkembangan ini, Nicke Widyawati juga menggarisbawahi pentingnya teknologi CCUS dalam industri sektor hulu migas. Keterlibatan sektor ini dalam masa adaptasi transisi energi menjadi semakin penting, terutama mengingat permintaan akan energi fosil yang tetap tinggi.

Data dari BP menunjukkan peningkatan produksi minyak bumi dunia dari tahun ke tahun, meskipun tren konsumsi energi yang lebih berkelanjutan juga sedang berkembang. Nicke mengatakan, “Meskipun kita bergerak menuju energi baru dan terbarukan, kita tidak dapat mengabaikan kenyataan bahwa masih ada sebagian besar energi yang dihasilkan dari sumber fosil.”

Pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk mendukung penerapan teknologi CCUS melalui peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Aturan ini memungkinkan penangkapan emisi karbon dari berbagai sektor, termasuk industri di luar sektor hulu migas.

Langkah-langkah nyata juga telah diambil dalam bentuk proyek-proyek CCUS yang sedang berlangsung di Indonesia, seperti CCS Gundih Enhanced Gas Recovery (EGR) di Jawa Tengah dan Enhance Oil Recovery (EOR) di Lapangan Sukowati Bojonegoro Jawa Timur. Proyek-proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan produksi migas secara berkelanjutan.

Dengan penemuan potensi penyimpanan karbon yang menjanjikan ini, Pertamina telah membuktikan komitmen kuatnya dalam melindungi lingkungan dan memainkan peran penting dalam mengatasi perubahan iklim global. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here