Seputarenergi – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Indonesia telah menetapkan target investasi besar sebesar US$186,7 miliar atau sekitar Rp2.857 triliun dengan asumsi kurs Rp15.307 per US$ untuk mencapai produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bopd) dan gas bumi sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (Bscfd) pada tahun 2030. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengungkapkan bahwa investasi yang tinggi sangat diperlukan agar kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas dapat dilakukan secara besar-besaran.
Salah satu alasan utama di balik dorongan investasi ini adalah meningkatnya kebutuhan akan minyak dan gas domestik seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam perkiraan, pada tahun 2050, konsumsi minyak diperkirakan akan naik sebesar 139 persen, sementara konsumsi gas diprediksi akan naik hingga 298 persen. Oleh karena itu, investasi dan peningkatan produksi migas nasional menjadi krusial.
Tjip, sapaan akrab Dwi Soetjipto, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2021, investasi di sektor hulu migas Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, investasi di sektor ini mencapai US$12,3 miliar, naik 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya, melebihi pertumbuhan investasi global yang hanya mencapai 5 persen. Tahun ini, target investasi hulu migas mencapai US$15,5 miliar, naik 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan investasi global hanya mencapai 6,5 persen.
Namun, Tjip menekankan bahwa selain investasi, dukungan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia juga sangat penting. Infrastruktur yang memadai memungkinkan gas alam yang diproduksi oleh lapangan-lapangan migas di Indonesia dapat terserap secara optimal untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Beberapa proyek strategis nasional dijadwalkan akan memulai produksi sebelum tahun 2030, termasuk Tangguh Train 3, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Abadi Masela. Total investasi untuk ketiga proyek tersebut mencapai US$38,58 miliar dengan peningkatan produksi minyak sebesar 65.000 barel per hari dan gas sebesar 3.644 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
SKK Migas juga berfokus pada investasi pengembangan lapangan gas di masa depan, dengan target investasi sebesar US$8 miliar pada 2024, yang setara dengan 50 persen dari total investasi di sektor hulu migas. Nilai investasi gas ini diharapkan terus meningkat hingga mencapai US$12 miliar pada tahun 2030, seiring dengan penemuan cadangan migas baru yang didominasi oleh gas.
Meskipun tren investasi hulu migas terus meningkat, tantangan juga muncul, termasuk tuntutan untuk mengintegrasikan kegiatan hulu migas dengan teknologi Penangkapan Karbon Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS). Masing-masing perusahaan migas juga memiliki target untuk mencapai emisi nol bersih (net zero emission).
Dengan investasi besar ini dan upaya terus-menerus, SKK Migas berharap dapat mencapai target produksi migas yang ambisius pada tahun 2030 dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sambil menjaga lingkungan.