Pembangkit Listrik Bertenaga Sampah Putri Cempo Solo Resmi Beroperasi

0
517

Seputarenergi – Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo, yang terletak di Mojosongo, Solo, resmi beroperasi pada Senin, 30 Oktober. Teknologi plasma gasifikasi yang digunakan dalam generator listrik ini dipercayai akan menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sampah perkotaan di Kota Solo dan wilayah sekitarnya.

PLTSa Putri Cempo dioperasikan oleh PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), yang merupakan hasil kerja sama antara PT Solo Citra Metro Plasma dan BUMN PT Pembangunan dan Perumahan (PP). Pembangkit listrik ini diperkirakan mampu mengolah sekitar 545 ton sampah dan mengubahnya menjadi listrik sebesar 8 mW.

Jumlah produksi listrik ini jauh melebihi jumlah sampah yang dihasilkan oleh Kota Solo, yang berkisar antara 300 hingga 350 ton per hari. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengungkapkan bahwa kekurangan ini akan diatasi dengan mengimpor sampah dari kabupaten-kabupaten sekitar Solo.

“Jadi, kami akan mengimpor sampah dari daerah sekitar, seperti Subosukowonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten),” ungkap Gibran usai peresmian PLTSa Putri Cempo.

Meskipun rencana pengimporan sampah dari daerah sekitar akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan, PLTSa Putri Cempo masih memprioritaskan pengolahan sampah yang telah lama menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Putri Cempo.

Gibran menjelaskan, “Mungkin nanti setelah lima tahun ke depan. Kita menghabiskan gunung kita sendiri dulu. Baru nanti mendatangkan sampah dari luar kota.”

Meski baru akan dilaksanakan dalam beberapa tahun ke depan, Pemerintah Kota Solo telah bersama-sama dengan enam pemerintah daerah sekitar menandatangani komitmen untuk memasok sampah ke PLTSa Putri Cempo. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa Kota Solo akan mengimpor sampah dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan PLTSa Putri Cempo.

Gibran menekankan, “Kita ikat dari sekarang. Dan yang jelas ini solusi bukan untuk kota Solo saja tapi solusi untuk bersama ya. Bahkan Jogja nanti bisa kita tampung juga sampahnya.”

Direktur Utama PT SCMPP, Elan Syuherlan, menyatakan bahwa tumpukan sampah di TPA Putri Cempo diperkirakan akan habis dalam 5-7 tahun, tergantung pada kondisi yang ada. Beberapa lokasi bahkan memiliki banyak sampah lama yang telah berubah menjadi tanah, sehingga tidak dapat diolah menjadi listrik.

Elan menjelaskan, “Tentu saja, beberapa masalah baru terlihat ketika kami memeriksa lebih lanjut.”

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Rina Wijayanti, mengatakan bahwa pihaknya baru-baru ini menandatangani komitmen awal untuk memasok sampah ke PLTSa Putri Cempo. Namun, masih banyak hal yang harus diperbincangkan jika Pemerintah Kabupaten Sragen ingin mengirimkan sampahnya ke Solo.

“Nanti, secara teknis, kita akan menunggu isi perjanjiannya seperti apa. Di sana terdapat hak dan kewajiban, yang perlu kami pelajari dan tinjau terlebih dahulu,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here