Potensi Tenaga Surya Terbesar di Indonesia, Namun Pemanfaatannya Masih Minim

0
338

Seputarenergi – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber energi baru terbarukan (EBT), khususnya energi surya. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Migas Goes to Campus ITB 2023 yang disiarkan melalui akun YouTube Halo Migas Ditjen Migas pada Sabtu, 2 Desember 2023.

“Jadi ini potensi energi baru terbarukan paling besar Indonesia adalah surya (energi matahari),” ujar Tutuka.

Tutuka menjelaskan bahwa potensi energi surya tersebar di seluruh Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, dan Riau, yang memiliki radiasi tinggi. Potensinya diperkirakan mencapai 3.294 gigawatt, namun pemanfaatannya baru sekitar 323 megawatt, yang disebutnya sebagai jumlah yang “sangat kecil.”

Dalam paparannya, Tutuka juga membahas potensi sumber energi lainnya di Indonesia. Energi hidro tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Papua, dengan potensi mencapai 95 gigawatt. Namun, pemanfaatannya baru sekitar 6.738 megawatt.

Selain itu, bioenergi merupakan sumber energi lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, melibatkan produk utama, limbah lahan perhutanan/perkebunan, limbah industri, dan mencakup biofuel, biomassa, serta biogas. Potensinya mencapai 57 gigawatt, namun pemanfaatannya baru sekitar 3.118 megawatt. Energi angin, dengan potensi 155 gigawatt, baru dimanfaatkan sekitar 154 megawatt, terutama di wilayah NTT, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Papua.

Tutuka juga menyebut energi panas bumi yang tersebar di kawasan ring of fire, termasuk Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Yogyakarta, dengan potensi 23 gigawatt. Namun, baru dimanfaatkan sekitar 2.373 megawatt. Sementara itu, energi laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Yogyakarta, NTT, NTB, dan Bali, dengan potensi mencapai 68 gigawatt, tetapi pemanfaatannya masih nihil.

Tutuka menyampaikan bahwa secara keseluruhan, pemanfaatan energi baru terbarukan mencapai 12,3 persen pada tahun 2022, lebih rendah dari target 15 persen. Saat ini, baru sekitar 13 persen. Meskipun demikian, pemerintah menargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025.

“Jadi kita perlu mengejar 10 persen lagi supaya bisa mengejar 23 persen,” ujar Tutuka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here