Seputarenergi – Pertamina telah mengelola lapangan migas di Venezuela yang memiliki cadangan minyak sebanyak 12 miliar barel. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan bahwa kepemilikan ini terkait dengan akuisisi saham Pertamina di perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P). Kedatangan tim Pertamina ke Venezuela, beberapa waktu lalu, memiliki tujuan utama terkait lapangan migas tersebut.
Menurut Arifin Tasrif, Menteri ESDM, lapangan migas yang dikelola oleh M&P, yang sebelumnya dikelola oleh Shell, memiliki potensi besar. Arifin juga menyoroti pentingnya memanfaatkan potensi lapangan migas tersebut agar tidak terbuang sia-sia.
“Ini kan Pertamina mengambil alih sahamnya (M&P), mereka punya lapangan di Venezuela. Dulu diambil bekas dikelola Shell,” kata Arifin.
Laporan hasil pemeriksaan investigatif (LHP PI) BPK kepada KPK mengindikasikan adanya penyimpangan pidana terkait investasi Pertamina dalam akuisisi M&P. Terkait hal ini, Arifin menyatakan bahwa mereka akan mengikuti proses yang berlaku, dan meskipun ada isu terkait administrasi dan fraud, prospek lapangan migas di Venezuela tetap dianggap baik.
“Eksekusinya sudah jadi, administrasi kalau ada fraud atau segala macam ya diselesaikan. Tapi kami melihat prospeknya bagus. Potensinya bagus yang di Venezuela. Kemudian ada di lapangan lain lagi yang memang bisa diangkat liftingnya,” ujarnya.
Pertamina juga menjalin kerja sama di bidang energi dengan Venezuela melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri ESDM dan Menteri Energi Venezuela Pedo Rafael Tellechea di sektor minyak dan gas.
“Energi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, kami mencatat bahwa kedua negara dapat berbagi peluang bisnis yang memungkinkan di sektor energi, terutama di bidang minyak dan gas,” kata Arifin.
Melalui MoU tersebut, Pertamina, melalui Pertamina International EP (PIEP), diharapkan dapat menjajaki peluang akuisisi blok-blok migas baru di Venezuela.