PT Pertamina (Persero) bersama PT PLN (Persero) berkomitmen mempercepat pelaksanaan proyek strategis dalam rangka mendukung target transisi energi nasional. Langkah ini dilakukan melalui pengembangan energi panas bumi yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat kontribusi langsung terhadap peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. “Kami siap mengakselerasi realisasi proyek-proyek strategis bersama PLN dan Danantara yang berdampak langsung pada agenda transisi energi nasional,” ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, Selasa (5/8).
Simon menambahkan, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk, terus berupaya memperluas pemanfaatan energi panas bumi. “Kami tengah menjajaki skema kerja sama kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara bertahap dan terukur,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa perusahaannya memegang peranan penting dalam menyediakan energi listrik yang berkelanjutan. Ia menilai kerja sama dengan Pertamina dan PGE merupakan strategi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas pembangkit energi bersih.
“Kolaborasi ini memperkuat upaya kami dalam pengembangan energi panas bumi sebagai sumber listrik rendah karbon. Sinergi antar lembaga menjadi kunci untuk mempercepat transisi energi nasional,” kata Darmawan.
Inisiatif bersama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang menjadi dasar kerja sama selanjutnya. Salah satu bentuk konkret dari kesepakatan tersebut adalah terbentuknya Consortium Agreement yang mencakup pengembangan dua proyek utama, yakni Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.
Total terdapat 19 proyek eksisting dengan kapasitas gabungan sekitar 530 megawatt (MW) yang akan dipercepat pengembangannya melalui sinergi operasional lintas BUMN. Selain itu, para pihak juga sepakat untuk mengevaluasi potensi pengembangan tambahan, baik di area yang sudah berproduksi maupun di wilayah prospektif baru.
Jika seluruh rencana berjalan sesuai target, potensi kapasitas panas bumi yang dapat dikembangkan diperkirakan mencapai 1.130 MW. Nilai investasi keseluruhan diproyeksikan mencapai USD 5,4 miliar, yang mencerminkan skala strategis dan kontribusi nyata terhadap ketahanan energi nasional serta peralihan menuju sumber energi bersih.