India Gencar Kembangkan EBT, Bagaimana dengan Indonesia?

0
722
Truck in the mine

India dinilai sebagai salah satu negara yang paling agresif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) di Asia. India saat ini berada di posisi kelima di dunia dilihat dari kapasitas terpasang EBT.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, pertumbuhan kapasitas terpasang EBT di India meningkat 226 persen dalam lima tahun terakhir.

“Jadi India sudah melakukan banyak program dan komitmen mereka untuk melakukan reformasi di sektor energi itu besar. Ini tentu saja ke depan akan mengurangi konsumsi gas dan juga konsumsi batu bara,” katanya, Senin (10/8/2020).

Berdasarkan data Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), volume ekspor batu bara Indonesia ke India pada 2019 mencapai 122,3 juta ton. Jumlah tersebut setara 27 persen dari total ekspor batu bara nasional.

Arifin mendorong agar kondisi ini harus direspons industri pertambangan dalam negeri dengan memanfaatkan EBT. Menurut dia, potensi EBT di Tanah Air hampir mencapai 417,8 gigawatt (GW).

“Di samudera potensi 18 GW tetapi pemanfaatannya masih 0 persen, emudian energi panas bumi dari potensi 23,9 GW, pemanfaatannya 9 persen. Bioenergi baru 5,8 persen pemanfaatannya dari potensi 32,6 GW. Bioenergi ini sangat penting ke depan karena kita bisa rasakan nanti kalau minyak habis, gas sedikit, bioenergi akan jadi andalan kita,” tuturnya.

Selanjutnya, energi angin ada potensi 60,6 GW potensinya dan baru dimanfaatkan 0,25 persen yang terpasang di Sulawesi. Kemudian potensi hidro 75 GW yang baru termanfaatkan 8,1 persen.

“Yang besar ini energi surya potensinya sampai 207,8 GW, yang baru termanfaatkan 0,07 persen,” ujarnya.

Arifin menegaskan pemerintah akan terus meningkatkan porsi energi bersih dalam konsumsi energi nasional. Dalam Paris Agreement, ada sejumlah komitmen di antaranya pengalihan anggaran subsidi BBM ke kegiatan produktif seperti infrastruktur.

“Kita juga akan melaksanakan pemanfaatan waste to energy. Komitmen kita di sektor energi itu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 314-398 juta ton CO2 pada tahun 2030,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here