Penggarapan potensi migas sebesar 35 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau setara dengan 210 Mega Watt (MW) listrik di SKK Migas Sumur Sinamar #2 di Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat, sampai saat ini masih sebatas wacana.
Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir mengatakan apabila Sumur Sinamar eksplorasi produksinya, maka Sumbar akan menjadi penghasil minyak dan gas bumi (migas) dalam dua tahun mendatang.
“Sampai saat ini masih sebatas wacana, mudah-mudahan dengan hadirnya Gubernur Sumbar Mahyeldi ke lokasi Blok Migas Sijunjung itu, dapat membuat wacana itu menjadi kenyataan,” katanya, Minggu (14/3/2021).
Dia menyebutkan terkait potensi itu, melalui pihak PT Rizki Bukit Barisan (RBB) sudah sempat bernegosiasi bersama pihak PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang difasilitasi langsung oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumbar. Tapi, belum terealisasi sampai saat ini.
“Saya berharap, semoga Blok Migas di Sijunjung ini segera beroperasi, karena sudah cukup lama juga wacana produksi gas dibicarakan. Bila ini terwujud, jelas dapat memberikan dampak yang positif bagi Sijunjung,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi juga turut meninjau langsung ke lokasi Blok Migas Sijunjung menyebutkan bahwa memang tidak diragukan lagi bahwa Sumbar memiliki berbagai potensi sumber daya alam, termasuk minyak bumi dan gas.
Bicara soal kebutuhan minyak dan gas, dapat dikatakan kebutuhan minyak dan gas semakin tinggi untuk kegiatan ekonomi dan pertumbuhan nasional.
Untuk itu, Mahyeldi merencanakan Blok Migas Sijunjung bisa melakukan produksi. Namun dia belum bisa memastikan kapan Blok Migas Sijunjung bisa digarap.
“Kami dari Pemprov Sumbar akan membicarakan hal ini dulu ke Menteri ESDM ataupun Menteri terkait. Karena Pemprov Sumbar butuh penjelasan lebih jelas dengan pemerintah pusat,” ucapnya.
Menurutnya kaitan potensi yang begitu besar di Blog Migas Sijunjung itu, yang dapat memasok listrik, akan memberikan dampak bagi Sumbar.
Karena dapat dikatakannya, ujar Mahyeldi, di Pulau Sumatera saja masih kekurangan listrik. Makanya Pemprov Sumbar akan membicarakan hal tersebut dengan pihak-pihak terkait, termasuk membicarakan di tingkat kementerian.
Mahyeldi berharap Blok Migas Sijunjung itu bisa segara memproduksi seperti yang telah direncanakan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS ) dapat berjalan lancar dan tanpa kendala berarti.
“Pemprov Sumbar berkomitmen selalu memberikan keuntungan untuk masyarakat,” katanya.
“Kita berupaya akan mempersiapkan pembelinya, seperti PLN. Karena kita di Sumatera masih kekurangan listrik. Seharusnya PLN sudah bisa membelinya,” sambung Mahyeldi.
Untuk itu Mahyeldi berharap perusahaan Migas yang ada di Sumbar bisa memberikan keuntungan bagi masyarakat. Akan tetapi permasalahannya sekarang, bagaimana potensi gas di Sijunjung itu bisa mengeksploitasinya keluar.
“Ini yang nanti akan kita bicarakan di provinsi. Karena kita juga inginkan kerjasama antara instansi dan perusahaan ada timbal baliknya,” sebut dia.
Sehingga perusahaan terkait bisa proaktif dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan sinergi yang ujungnya menimbulkan efek di masyarakat.
Sebelumnya Blok Migas di Sijunjung itu, juga telah dikunjungi oleh Komisi VII DPR RI pada Februari 2021 lalu. Ketika itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyebutkan potensi atau cadangan migas dan batu bara di Sumbar tidak hanya di Blog Migas Sijunjung, tapi terdapat di dua blok lainnya.
Yakni pada wilayah lepas pantai Kabupaten Kepulauan Mentawai, Blok GNE Sijunjung, dan wilayah Sumur Sinamar Blok Singkarak South West Bukit Barisan, di Kabupaten Sijunjung.
“Kami (Komisi VII DPR RI) telah melaksanakan Kunjungan Kerja Reses ke blok migas yang sudah dieksplorasi oleh PT Rizki Bukit Barisan (RBB) di Sijunjung. Blok itu diketahui memiliki potensi gas sebesar 35 MMSCFD atau setara dengan 210 Mega Watt (MW) listrik,” katanya seperti tertulis di situs DPR RI.
Menurutnya, cadangannya yang ada di Sijunjung sangat besar dan sudah dilakukan eksplorasi. Namun meski masih dihadapkan dengan sejumlah kendala dalam tahap negosiasi dengan potential buyer, Komisi VII DPR RI optimis hal tersebut dapat diatasi dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait agar potensi-potensi energi tersebut dapat terealisasi.
Tantangan lainnya yakni semakin tingginya kebutuhan minyak dan gas bumi untuk kegiatan ekonomi dan pembangunan, namun ketersediaan semakin menipis.
Untuk itu, Blok Migas Sijunjung diharapkan berproduksi pada 2023 mendatang, meski meleset dari target pada 2020 lalu.
“Koordinasi dengan seluruh stakeholder diperlukan secepatnya agar potensi-potensi yang ada dapat segera terealisasi,” pinta dia.
Sehingga jangan sampai nanti investasi yang telah dilakukan dan sudah difasilitasi dengan sangat baik oleh pemerintah daerah Kabupaten Sijunjung itu tidak bisa ter maksimalisasi dan teroptimalisasi.
Tidak hanya itu, Komisi VII DPR RI juga mendorong mitra-mitra seperti halnya PLN, PGN, bahkan Pertamina, untuk bisa mengevaluasi Blog Migas di Sijunjung tersebut.
“Ke depannya, akan terus monitoring apakah fasilitas proses untuk pembangkit listrik dapat segera dilakukan sehingga kebutuhan listrik yang ada di Sumatra Barat dapat terpenuhi,” sambungnya.
Potensi gas bumi sebagai clean energy dan sebagai energi transisi dari fossil energy menuju energi baru terbarukan (EBT) dinilai sangat penting.
Untuk itu, Eddy menilai pengembangannya perlu tindak lanjut lebih jauh. Jika masih ada kendala terkait potensial buyers dan infrastruktur, stakeholder harus mampu berpikir out of the box.
Artinya segala proses negosiasi harus dipercepat sehingga potensi migas dapat segera bisa dimanfaatkan.