Punya Enam Subholding, Ahok: Pertamina Paling Top!

0
1155

PT Pertamina (Persero) resmi memiliki enam subholding di bidang energi. Dengan subholding tersebut Pertamina ditarget dalam mencapai nilai pasar US$100 Miliar dan Global Energy Champion pada tahun 2024.

Selain dukungan performa Manajemen dan SDM yang berkualitas, Pertamina  juga terus mengembangkan bisnis proses yang terdigitalisasi, antara lain melalui Pertamina Integrated Command Center, digital signature, digitalisasi SPBU, dan aplikasi MyPertamina. 

“Kita bersyukur, saya ditugaskan di sini dengan rekan dekom, kita telah berhasil meyakinkan kerjasama dengan baik dengan direksi. Sekarang sudah ada procurement secara digitalisasi kita kontrol dengan baik, kita juga sudah ada tanda tangan disposisi digital jadi kita bisa bebas bekerja di mana-mana dan Pertamina sangat baik. Pengelolaan SDM juga semakin membaik. Kami mendukung terus transformasi organisasi dan pengelolaan SDM, termasuk dengan memastikan adanya sistem penilaian dan pemberian remunerasi Pekerja yang adil dengan berbasis kinerja (performance based),” jelas Basuki yang akrab disapa Ahok seperti dikutip Jumat (11/9/2021).

“Saya bilang Pertamina paling top,” tandasnya.

Sebelumnya, enam subholding Pertamina beserta tugasnya yang diresmikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada Jumat (10/9/2021).

1. Subholding Upstream
2. Subholding Refining & Petrochemical
3. Subholding Comercial & Trading
4. Subholding Gas
5. Subholding Power & NRE
6. Subholding Integrated Marine Logistic

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, keenam subholding tersebut tugasnya yakni:

3 Subholding yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap menjalankan tugas saat ini, karena Pertamina mempunyai amanah sesuai Undang-Undang Energi yakni menjaga kehandalan atau availability, accessibility, affordability, acceptability dan sustainability. Untuk itu, investasi Pertamina sebesar 55 persen di lini bisnis eksisting tersebut, karena Indonesia memiliki cadangan yang harus dioptimalkan. 

Sementara itu, Subholding Gas akan bergerak ke tengah untuk mengelola energi transisi dari fosil fuel ke new and renewable energy yakni Gas dengan porsi dalam bauran energi tetap di angka 22 persen hingga 25  persen. Dengan peningkatan demand energi 5 kali lipat dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, maka porsi gas ini harus ditingkatkan. Saat ini, Pertamina memiliki pipa gas sepanjang 24 ribu kilometer dan terpanjang di Asia Tenggara. Kunci kekuatan bisnis gas itu adalah infrastruktur, karena gas hanya bisa ditransfer dengan pipa. 

Adapun untuk Subholding Power & NRE telah bergerak menuju energi terbarukan. Saat ini, Pemerintah telah memulai integrasikan geothermal yang nantinya kapasitas terpasang ketiga terbesar di dunia. Ke depan, Pertamina akan mengintegrasikan antara hulu Geothermal dengan hilir yakni Petrokimia. 

Untuk mendukung kelima Subholding tersebut, Pertamina memiliki Subholding Integrated Marine Logistic. “Subholding ini harus ada di masa kini, di masa transisi dan di masa depan. Harus selalu relevan, karena Indonesia adalah negara kepulauan. Apapun energinya, kita tetap membutuhkan transportasi laut. Bahkan, sekarang Integrated Marine Logistic ini mulai bergerak ke arah virtual pipelines,” kata Nicke. (RAMA)

Sumber asli: idxchannel.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here