Meski tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia, warga Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara kini tidak perlu bayar mahal lagi untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). Dulu, mereka harus bayar mahal hingga Rp 50 ribu per liter, bahkan kadang lebih, hanya demi memenuhi kebutuhan energi. Setelah Presiden Joko Widodo meluncurkan Program BBM Satu Harga, para petugas PT. Pertamina akhirnya bisa membantu meringankan beban warga Krayan. Sejak Indonesia merdeka, baru kali ini mereka bisa merasakan harga BBM semurah ini.
Wilayah Krayan, Nunukan, memang terbilang terisolasi dan cukup sulit dijangkau dengan armada transportasi biasa karena tidak ada akses jalan darat maupun laut. Untungnya, masih ada bandara tua di Kecamatan Krayan, Nunukan, sehingga PT Pertamina memutuskan untuk mengirim BBM ke sana dengan menggunakan pesawat yang khusus (dedicated) untuk distribusi BBM.
BBM yang dikirim ke Krayan berasal dari kilang minyak Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). BBM dibawa dengan kapal tanker ke Pelabuhan Tarakan yang letaknya di seberang Terminal BBM (TBBM) Tarakan di Jalan Yos Sudarso. BBM dari kapal tanker dialirkan ke tangki-tangki di TBBM melalui pipa.
Kemudian setiap pagi dan siang hari, truk tangki BBM datang ke TBBM untuk mengambil BBM yang bakal dikirim ke Krayan. Truk tangki pertama biasanya datang pukul 07.30 WITA, masuk ke TBBM melalui pemeriksaan dan mengambil loading order sebanyak 3.000 liter.
Truk tangki yang kapasitasnya 5.000 liter lalu diisi 3.000 liter di TBBM. Tidak diisi hingga kapasitasnya penuh karena pesawat pembawa BBM ke Krayan hanya bisa mengangkut 3.000 liter bensin. Pengisian berlangsung selama kurang lebih 20 menit.
Usai melakukan pengisian, truk tangki BBM berjalan menuju pintu keluar untuk dicek oleh petugas Pertamina, apakah benar BBM yang dibawa 3.000 liter. Supir truk mengambil surat jalan untuk pengiriman BBM, lalu keluar menuju bandara.
Perjalanan dari TBBM Tarakan di Jalan Yos Sudarso ke Bandara Juwata di Jalan Mulawarman hanya memakan waktu kurang lebih 15 menit. Sekitar pukul 08.15 WITA, truk sudah di lapangan terbang dan muatannya dipindah ke tangki pesawat.
Pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) memindahkan BBM jenis premium dari pesawat air tractor ke dalam drum penyimpanan di Bandara Yuvai Semaring, Desa Long Bawan, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Pesawat yang digunakan adalah jenis Air Tracktor (AT802), operatornya Pelita Air Service. Tangki pengangkut BBM berada di bagian depan pesawat. Pesawat baling-baling dengan 3 roda ini bisa mendarat di landasan yang tidak terlalu mulus, misalnya landasan rumput.
Setelah semua muatan dipindah dalam waktu kurang lebih 30 menit, pesawat siap berangkat pada pukul 09.00 WITA menuju Bandara Yuvei Semaring, Long Bawan, Krayan. Lama penerbangan pesawat tersebut ke Krayan kira-kira 1 jam, jadi bisa tiba di Krayan sekitar pukul 10.00 WITA.
Proses yang sama berulang lagi saat truk tangki BBM datang untuk kedua kalinya di hari yang sama pada 12.30 WITA untuk mengambil BBM yang akan dibawa pesawat ke Krayan. Untuk sementara, pesawat hanya mengangkut 3.000 liter BBM dalam sekali penerbangan meski kapasitas tangkinya 4.000 liter. Sebab, landasan Bandara Yuvei Semaring di Krayan tak mulus, dikhawatirkan pesawat tergelincir bila membawa beban maksimal.
BBM jenis premium dan solar bersubsidi yang diangkut pesawat itu diturunkan, kemudian dibawa ke SPBU Long Bawan, Jalan Angkasa, Kecamatan Krayan, Nunukan di hari yang sama. “Rata-rata dikirim sekitar 4 ton per hari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Krayan akan BBM bersubsidi. Bisa 3 sampai 4 kali penerbangan, tergantung cuaca,” kata Irianto.
Sesuai labelnya, BBM jenis premium dan solar ini dijual dengan harga bersubsidi. Yakni sekitar Rp 6.450 per liter. Menurut pengelola agen premium dan minyak solar (APMS) Krayan, Jos Leber mengatakan kebutuhan BBM masyarakat sangat tinggi untuk digunakan sebagai alat transportasi, pertanian dan penerangan.
Bagi pemenuhan kebutuhan BBM di wilayah pedalaman seperti di Krayan Selatan dan Krayan Tengah, sejumlah pekerja dari agen premium dan minyak solar melakukan distribusi BBM dengan kendaraan offroad yang menghabiskan waktu 4-5 jam perjalanan, akses jalan, tanah berlumpur dan hutan belantara membuat distribusi menghabiskan waktu yang sangat panjang.
Mobil pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) membawa dua ton BBM jenis premium di pedalaman, Lingkar Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Menurut petani Krayan Selatan Pangeran Dukung, semenjak BBM Satu Harga datang ke desa yang terisolir, mereka tidak perlu lagi menggunakan BBM negara tetangga yang harganya Rp 30.000-Rp 50.000 per liter, dan dapat menikmati BBM Pertamina pada harga Rp 6.450 per liter.
Warga membawa jeriken minyak menuju SPBU Kompak, Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
BBM yang dibeli masyarakat dari agen premium dan minyak solar di Krayan maupun SPBU Kompak di Krayan Selatan memberikan manfaat untuk aktivitas warga dan masyarakat pun merasakan BBM Satu Harga yang sama dengan kota lainnya di Indonesia.
Mobil pekerja agen penyalur minyak solar (APMS) mengantre bongkar muat BBM ke dalam tangki penyimpanan di SPBU Kompak, Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Sumber Asli: bensinkita.com