Virus korona (covid-19) yang telah mewabah di Papua Nugini memaksa penutupan tambang terbesar di negara itu.
Pada Kamis (6/8), perusahaan Ok Tedi Mining mengatakan telah memutuskan untuk segera menghentikan operasi selama setidaknya 14 hari. Hal itu lantaran adanya 7 kasus terdeteksi di fasilitas dekat perbatasan Indonesia.
“Karyawan yang saat ini bekerja, bepergian ke dan dari tempat kerja dengan bus,” tulis Ok Tedi dalam sebuah pernyataan.
“Sepertinya lebih banyak orang telah terinfeksi, sehingga meningkatkan risiko penularan cepat yang tidak dapat diterima dalam angkatan kerja Ok Tedi.”
Dikutip SCMP, penyebaran virus itu diduga berawal dari seorang pekerja tambang yang tiba dari ibu kota Port Moresby. Pasalnya, kota yang sekarang dilockdown tengah berjuang melawan lonjakan penyebaran pandemi. Sehingga, untuk menghentikannya, perusahaan harus menghentikan operasionalnya dan mempertegas penerapan protokol kesehatan.
Diketahui, tambang tembaga dan emas yang berada di dataran tinggi Papua Nugini dan terpencil itu mempekerjakan ribuan orang. Dengan jarak sekitar 800 mil dari ibukota, tambang itu menyumbang sekitar 7% dari PDB negara itu.
Sejak mulai beroperasi pada tahun 1984, masalah lingkungan menjadi sorotan yanh berlangsung lama. Namun, Ok Tedi tetap penting bagi perekonomian Papua Nugini karena memberikan pendapatan pajak yang sangat dibutuhkan pemerintah.