BBM dengan oktan rendah seperti Premium sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, sehingga perlu ada kebijakan penggunaan BBM berkualitas dari Pemerintah. Polusi yang disebabkan penggunaan Premium dapat mengganggu saluran pernapasan. Orang yang punya risiko asma bisa lebih terpicu dan untuk jangka panjang risikonya adalah terkena kanker paru-paru.
Polutan yang bersumber dari kendaraan bermotor terdiri dari CO, NO2, HC, partikel debu yang disebut PM 10, PM 2.5, dan Pb. Pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang melebihi ambang batas dan terjadi secara terus-menerus akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Premium dengan Research Octane Number (RON) 88 terbukti paling buruk dan jahat terhadap kesehatan dan lingkungan. Itu karena kandungan polutan di dalamnya masih sangat tinggi dan paling beracun. Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98) memiliki kandungan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Berikut ini penjelasan polutan di dalam BBM beroktan rendah yang membahayakan kesehatan, berdasarkan jenisnya.
Pertama adalah CO atau Karbon monoksida. Ia adalah senyawa yang tidak berbau, tidak berasa, dan pada suhu udara normal membentuk gas yang tidak berwarna, serta mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya. CO bisa memblokir penyaluran oksigen dalam darah (HbO2) dan meningkatkan carbon monoksida dalam darah (HbCO). Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung dan susunan saraf pusat yang bisa berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.
Kemudian yang kedua adalah NO2 atau Nitrogen dioksida. Ia adalah gas berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam, tidak seperti nitrogen monoksida (NO) yang tidak berwarna dan berbau. Penelitian menunjukkan NO2 empat kali lebih beracun dari NO, terutama pada paru-paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan. Sekitar 90 persen kematian itu disebabkan oleh gejala pembengkakan paru.
Jika seseorang terpapar NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit hal itu akan mengakibatkan kesulitan bernapas. Dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kematian.
Selanjutnya yang ketiga adalah HC atau Hidrokarbon. Ini adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan, maupun benda padat. Kondisi mesin kendaraan yang kurang baik akan menghasilkan hidrokarbon. Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut Pycyclic Aromatic Hidrocarbon (PAH). Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
Keempat adalah Timah hitam (Pb). Ini merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan. Tekena Pb dalam kadar tinggi dapat menghambat aktivitas enzim untuk sintesa hemoglobin. Gejala keracunan akut menyebabkan sakit perut, muntah, dan diare akut. Gejala keracunan kronis menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang, dan gangguan penglihatan.
BBM beroktan rendah memiliki kandungan unsur kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itu negara-negara di seluruh dunia sudah mulai meninggalkannya. Di Asean hanya Indonesia yang masih menggunakannya. Harga yang murah itu tidak sebanding dengan kerugian yang diderita di kemudian hari, bahaya kanker salah satunya. Tidak hanya untuk generasi sekarang, tapi juga anak-anak kita di masa depan.
Masih ingin menggunakan BBM beroktan rendah? Sayangi kesehatan anda!
sumber asli: energi.today