Menteri ESDM: Indonesia Dorong EBT yang Berkeadilan Lewat G20

0
441

Seputarenergi.com-  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut pihaknya akan mendorong langkah-langkah konkret Energi Baru Terbarukan (EBT) yang berkeadilan dalam forum G20.

Hal ini disampaikan Menteri ESDM dalam webinar bertajuk Menagih Kontribusi Swasta dan BUMN di Masa Transisi Menuju Zero Carbon Emission 2060 di Jakarta.

Arifin menjelaskan tema yang disurung dalam forum transisi G20 adalah memperkuat sistem energi global yang lebih bersih dan transisi yang berkeadilan.

Ada 3 isu prioritas yang akan dibahas, yaitu aksesibilitas energi, teknologi energi yang bersih, dan pendanaan.

“Forum transisi energi ini diharapkan akan menghasilkan langkah yang lebih konkret guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan,” ujar Arifin dalam siaran pers, Rabu (20/4).

Dalam hal ini, Kementerian ESDM telah menyusun peta jalan transisi energi menuju carbon neutral (Net-Zero Emission) pada 2060 atau bisa lebih cepat bila didukung dunia internasional.

Strategi utama dalam roadmap tersebut antara lain pengembangan EBT secara masif dan pengurangan pemanfaatan energi fosil dari sisi supply.

“Sedangkan di sisi demand melalui penerapan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, pemakaian kompor induksi, penerapan manajemen energi dan standard kinerja energi yang minimum,” jelas Arifin.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional Satya Widya Yudha menjelaskan realisasi mitigasi emisi karbon yang dilakukan pemerintah mencapai 69,5 juta ton karbon di 2021.

Hal itu dikontribusikan oleh konversi pembangkit energi ke energi bersih, konservasi energi dan sebagainya.

“Ini memang belum bisa mencapai yang kita targetkan karena capaian EBT saat ini 12% tapi untuk mencapai 23% di tahun 2025 tentunya sangat challenging,” pungkasnya.

Menurutnya, Indonesia masih harus menghadapi sejumlah tantangan dalam melakukan transisi energi bersih di Indonesia.

Beberapa tantangan tersebut di antaranya keterbatasan jaringan, rendahnya ketertarikan perbankan di bidang EBT, potensi EBT tidak dapat ditransportasikan, dan kemampuan industri dalam negeri yang terbatas. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here