Optimalkan Penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk Keberlanjutan Industri Penerbangan di Indonesia

0
321

Seputarenergi.com- Industri penerbangan di Indonesia semakin gencar untuk mengoptimalkan penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) guna menghasilkan energi bersih yang berdampak positif terhadap lingkungan. Dorongan ini datang dari Indonesia National Air Carriers Association (INACA), asosiasi penerbangan nasional yang mengadvokasi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dalam industri penerbangan Tanah Air.

Dalam keterangan tertulis yang dirilis di Jakarta, Ketua INACA Denon Prawiraatmadja menyatakan pentingnya SAF dalam konteks industri penerbangan Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki 451 armada penerbangan yang membutuhkan perhatian khusus terhadap penggunaan bahan bakar yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Denon, bersama dengan Sekjen INACA, Bayu Susanto, menghadiri workshop SAF yang diselenggarakan oleh Federal Aviation Administration (FAA) di Bangkok pada 22-25 Mei 2023. Dalam acara tersebut, Denon mengungkapkan bahwa beberapa negara di Asia sudah serius menerapkan SAF, seperti Korea Selatan, Jepang, China, dan India. Negara-negara tersebut telah menetapkan target penggunaan SAF pada periode waktu yang berbeda, dan Indonesia pun berencana untuk mulai menggunakan SAF sebesar 5 persen pada tahun 2025.

Sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, Indonesia sangat membutuhkan transportasi udara yang optimal untuk mendukung dan meningkatkan perekonomian nasional. Dalam hal ini, penggunaan SAF akan memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan industri penerbangan Indonesia. Negara-negara di Asia juga telah menunjukkan komitmen mereka terhadap penggunaan bahan bakar berkelanjutan dalam industri penerbangan, dan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen SAF terbesar di kawasan tersebut.

Untuk mewujudkan penggunaan SAF secara optimal, kolaborasi antara pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor swasta diperlukan. Kerjasama ini akan membantu menyediakan bahan bakar ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan industri penerbangan. Selain itu, adopsi teknologi ramah lingkungan lainnya, seperti kendaraan listrik dan bandara hijau (green airport), juga dapat menjadi bagian dari ekosistem yang mendukung industri penerbangan nasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here