SKK Migas Akan Kumpulkan Bos Migas Dorong Peningkatan Investasi

0
452

Seputarenergi – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Indonesia akan menyelenggarakan The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) keempat di Nusa Dua, Bali, pada 20-22 September 2023. Konvensi ini bertujuan untuk mendorong peningkatan investasi di sektor hulu migas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Indonesia telah berhasil pulih dari dampak pandemi, dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan mencapai lebih dari 5 persen. Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mencapai target Indonesia Maju pada tahun 2045, ketersediaan dan keterjangkauan energi, termasuk minyak dan gas, sangat diperlukan.

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, mengatakan bahwa peningkatan produksi migas membutuhkan investasi yang substansial. Nilai investasi di sektor hulu migas Indonesia telah terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Tahun ini, investasi di sektor ini ditargetkan mencapai 15,5 miliar dolar AS, meningkat sebesar 26 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2022. Target ini juga jauh lebih tinggi dari pertumbuhan investasi global sebesar 6,5 persen.

Meskipun iklim investasi terus membaik, Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara lain untuk menarik investor. Hingga tahun 2030, Indonesia memerlukan investasi sekitar 18 miliar dolar AS per tahun secara rata-rata untuk sektor hulu migas. Meskipun realisasi investasi telah meningkat, Indonesia masih menempati peringkat sembilan dari 14 negara di Asia Pasifik dalam hal daya tarik investasi.

Nanang menekankan bahwa isu-isu yang masih menghambat peningkatan daya tarik investasi di sektor hulu migas perlu segera dicari solusi. Peningkatan investasi akan mendorong aktivitas operasional hulu migas yang lebih besar, termasuk pekerjaan pemeliharaan, layanan sumur, eksplorasi, dan eksploitasi.

Dia juga menyoroti target pemboran sumur pengembangan yang ambisius. Saat ini, target tersebut mencapai 991 sumur, dengan proyeksi penyelesaian 919 sumur. Dengan peningkatan investasi yang berkelanjutan, jumlah pemboran sumur pengembangan bisa melebihi 1.000 sumur, yang memerlukan persiapan yang baik dalam hal perizinan, lahan, dampak lingkungan, dan aspek sosial masyarakat.

Nanang menyampaikan bahwa untuk masa depan, diperlukan perkuatan iklim investasi yang memberikan kepastian, termasuk melalui perubahan undang-undang migas yang relevan. Hal ini akan membantu menarik lebih banyak investasi dan mendukung pertumbuhan sektor hulu migas di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here