Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengapresiasi penjelasan yang diberikan oleh jajaran direksi PT Pertamina (Persero) terkait keresahan masyarakat akibat kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Ia juga menilai permintaan maaf terbuka yang disampaikan Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, merupakan langkah positif untuk membangun kembali kepercayaan publik.
Eddy menyatakan bahwa klarifikasi Pertamina yang memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang dijual di SPBU saat ini sesuai dengan standar dan tidak mengalami pengoplosan telah berhasil meredam kekhawatiran masyarakat.
“Penjelasan bahwa BBM jenis Pertamax yang dijual benar adanya, dan tidak ditemukan jenis oplosan yang dikhawatirkan selama ini juga mulai meredam keresahan masyarakat,” ujar Eddy dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Selain itu, Eddy memberikan apresiasi khusus kepada Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, yang secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (3/3/2025). Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan tanggung jawab dan komitmen Pertamina untuk memperbaiki tata kelola bisnis ke depan.
“Saya menghargai permintaan maaf terbuka yang disampaikan Dirut Pertamina karena mengakui kesalahan disertai komitmen untuk memperbaiki kinerja perseroan ke depan,” ujarnya.
Direktur Utama Pertamina Sampaikan Permintaan Maaf ke Publik
Dalam konferensi pers sebelumnya, Simon Aloysius Mantiri menyatakan bahwa Pertamina memahami keresahan yang ditimbulkan akibat kasus korupsi di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023. Ia menegaskan bahwa perusahaan akan terus berbenah untuk memastikan tata kelola bisnis yang lebih transparan dan akuntabel.
“Saya, Simon Aloysius Mantiri, sebagai Direktur Utama PT Pertamina, menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujar Simon dalam konferensi pers di Jakarta.
Dengan adanya klarifikasi dari Pertamina dan pengakuan atas kesalahan yang terjadi di masa lalu, masyarakat diharapkan dapat tetap tenang dan terus mendukung upaya perusahaan dalam menyediakan energi yang berkualitas dan sesuai dengan standar yang berlaku. Pertamina berkomitmen untuk memperkuat pengawasan internal guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.