Pertamina, Hyundai Motor Group, dan Pemprov Jawa Barat Kembangkan Ekosistem Hidrogen dari Sampah

0
190

Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks—mulai dari krisis iklim hingga ketimpangan sosial—harapan justru bisa tumbuh dari tempat yang tak terduga: limbah. Melalui inisiatif seperti Rumah Tamadun di Riau dan proyek Waste-to-Hydrogen di Jawa Barat, Pertamina menunjukkan bahwa inovasi lingkungan dan keberpihakan pada masyarakat tak hanya bisa berjalan beriringan, tapi juga saling menguatkan.

Rumah Tamadun: Inklusi Sosial dari Limbah Sawit

Berbasis di Riau, Rumah Tamadun bukan sekadar UMKM. Ia adalah ruang harapan yang dibangun dari sisa-sisa kelapa sawit. Di tangan kreatif para perempuan dan warga binaan pemasyarakatan, limbah sawit disulap menjadi produk bernilai: mulai dari tas, lilin aromaterapi, hingga teh daun sawit.

Binaan Rumah BUMN Pertamina Pekanbaru ini telah membuka peluang ekonomi bagi kelompok rentan. Tak heran jika Rumah Tamadun berhasil meraih penghargaan sebagai pemenang Pertamina UMK Academy 2024 Go Global.

“Rumah Tamadun adalah ruang inklusif, tempat semua orang bisa tumbuh dan berkontribusi,” ujar Hendra Dermawan, pendirinya. Dalam satu langkah, mereka mengurangi limbah, membuka lapangan kerja, dan memberdayakan masyarakat. Semangat ini selaras dengan SDG 5, 8, dan 12—kesetaraan gender, pekerjaan layak, dan konsumsi-produksi yang bertanggung jawab.

Waste-to-Hydrogen: Inovasi Energi dari Sampah

Sementara itu, ribuan kilometer di barat daya, di Bandung, semangat serupa tumbuh dalam skala yang lebih besar. Pertamina bersama Hyundai Motor Group dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat merintis ekosistem waste-to-hydrogen (W2H)—proyek ambisius yang mengubah gas metana dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti menjadi hidrogen bersih.

Dengan target beroperasi penuh pada tahun 2029, proyek ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi atas persoalan limbah dan emisi karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pengembangan kendaraan hidrogen di Indonesia.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat mewujudkan kemandirian energi dan menjadi model transisi energi nasional,” terang Direktur Strategi dan Portofolio Pertamina, A. Salyadi D Saputra.

Mewujudkan ESG dan SDGs secara Nyata

Dua cerita berbeda. Dua pendekatan. Tapi satu benang merah: limbah bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar. Baik Rumah Tamadun maupun proyek W2H mewakili keberhasilan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG), sekaligus kontribusi nyata terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Dari UMKM yang menyentuh sisi kemanusiaan paling mendasar hingga proyek infrastruktur energi canggih yang membuka jalan menuju masa depan hijau—Pertamina menunjukkan bahwa perusahaan tak harus memilih antara profit atau planet, antara efisiensi atau empati.

Dalam dunia yang berubah cepat, barangkali justru di situlah letak harapan: di tempat kita bersedia melihat limbah bukan sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk tumbuh bersama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here