Program Desa Energi Berdikari Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa

0
340

Ancaman gagal panen akibat cuaca ekstrem terus membayangi ketahanan pangan nasional. Sepanjang 2023, sebanyak 50.469 hektare sawah di 20 provinsi mengalami gagal panen akibat banjir, menurut data BNPB. Kabupaten Cilacap, salah satu sentra produksi padi di Jawa Tengah, turut terdampak.

Di tengah tantangan tersebut, Desa Mernek, Kecamatan Maos, Cilacap, menjadi contoh bagaimana sinergi masyarakat dan korporasi mampu menghadirkan solusi. Melalui program Desa Energi Berdikari (DEB), warga bersama PT Pertamina (Persero) memanfaatkan teknologi tepat guna berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk mengatasi persoalan panen.

“Kami mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan, dengan konsep pertanian organik dan energi terbarukan,” ujar Kepala Desa Mernek, Bustanul Arifin, Rabu (1/5).

Salah satu terobosan utama adalah penggunaan alat pengering padi Rotary Dryer (Pinky Rudal) yang menggunakan Bright Gas dan listrik dari panel surya. Inovasi dari Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos ini mampu menggantikan pengeringan tradisional yang mengandalkan sinar matahari—sering kali terkendala saat musim hujan.

Lebih dari 2.154 petani kini terlibat dalam operasional alat tersebut, yang dikelola melalui Bumdes dan kelompok tani lokal. Sistem iuran diberlakukan untuk menjaga keberlanjutan pengoperasian dan perawatan alat.

“Petani kini bisa mengeringkan padi lebih cepat dan kualitas gabah meningkat, harganya naik Rp200.000–Rp300.000 per ton,” tambah Bustanul.

Teknologi Energi Bersih Dorong Ekonomi dan Pariwisata Desa

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan Desa Mernek merupakan bagian dari 172 desa yang masuk dalam program DEB. Dari jumlah tersebut, 31 desa fokus pada ketahanan pangan.

“Desa Mernek menjadi contoh sukses pelaksanaan transisi energi berbasis komunitas. Selain ramah lingkungan, program ini juga meningkatkan ekonomi desa,” jelas Fadjar.

Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di desa ini tidak hanya diterapkan pada pertanian, tetapi juga memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT) seperti KWT Mewah. Warga perempuan menanam sayuran organik dengan metode hidroponik berbasis PLTS, memanfaatkan pekarangan rumah untuk menambah penghasilan.

Tak hanya berhenti pada sektor pertanian, kawasan Mernek Jenek kini dikembangkan menjadi Kawasan Wisata Edukasi (Kawista) dengan konsep one-stop farming. Pengunjung dapat belajar bertani padi organik, menanam melon hidroponik, hingga praktik budidaya kambing dengan teknologi terapan.

“Kami punya prinsip bersinergi tanpa batas, termasuk dengan Pertamina. Hasilnya, dalam lima tahun ini banyak perubahan nyata di desa kami,” ungkap Bustanul.

Kontribusi pada SDGs dan Transisi Energi

Program DEB Desa Mernek terbukti memberikan kontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya:

  • TPB 2: Tanpa Kelaparan
  • TPB 7: Energi Bersih dan Terjangkau
  • TPB 13: Penanganan Perubahan Iklim

Pertamina sebagai perusahaan energi nasional terus mendorong adopsi energi bersih, mendukung target Net Zero Emission 2060, serta menerapkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam seluruh lini operasinya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here