Seputarenergi – Indonesia, sebagai negara penghasil nikel terbesar di dunia, memiliki sejumlah daerah yang menyumbang signifikan terhadap produksi bijih nikel. Mineral berharga ini digunakan dalam pembuatan stainless steel, baterai, dan berbagai industri lainnya. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020 mencatat bahwa sebagian besar cadangan nikel berada di Indonesia bagian Tengah dan Timur, khususnya di wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.
Menurut data tersebut, total cadangan nikel di Indonesia mencapai 2,6 miliar ton bijih di Sulawesi Tengah, diikuti oleh Maluku dengan 1,4 miliar ton bijih, dan Papua dengan cadangan nikel sebesar 60 juta ton bijih.
1. Sulawesi Tengah
Wilayah Morowali di Sulawesi Tengah, yang mencakup Bahadopi, Bungku Timur, Bungku Pesisir, dan Petasia Timur, merupakan penghasil nikel terbesar di Indonesia.
“Tambang nikel di Sulawesi Tengah berada di daerah Morowali tepatnya di Bahadopi, Bungku Timur, Bungku Pesisir dan Petasia Timur. Wilayah Morowali merupakan penghasil nikel terbesar di Indonesia,” ungkap sumber.
2. Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan, khususnya di Luwu Timur, memiliki sumber daya nikel signifikan. Desa Magani di Kecamatan Nuha adalah salah satu lokasi eksploitasi nikel, yang dikelola oleh perusahaan tambang terkemuka seperti PT Vale Indonesia.
3. Sulawesi Tenggara
Potensi sumber daya mineral di Sulawesi Tenggara tersebar di berbagai kecamatan, termasuk Wolo, Wundulako, Baula, Pomalaa, Tanggertada, dan Watubang. Kabupaten Kolaka di wilayah ini juga memainkan peran penting dalam industri nikel.
4. Maluku
Kabupaten Halmahera Timur di Maluku Utara memiliki daerah sebaran nikel, terutama di Kecamatan Waba dan Wasilei. Selain sebagai penghasil nikel, wilayah ini juga memiliki pabrik smelter yang memproses bijih nikel menjadi logam.
5. Papua
Wilayah Papua, khususnya Pulau Gag di gugusan pulau Raja Ampat, menyimpan kekayaan nikel yang dikelola sebagai hutan lindung oleh pemerintah setempat.
Dengan tren pertumbuhan kendaraan listrik, permintaan nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV) diproyeksikan akan terus meningkat. Pada tahun 2040, permintaan ini diperkirakan mencapai 4 juta ton.
“Dengan adanya kendaraan listrik, permintaan nikel diproyeksikan akan terus bertambah ke depannya. Terutama digunakan untuk produksi baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang pada 2040 permintaannya sebesar 4 juta ton,” tambah sumber.
Dengan potensi besar ini, Indonesia tetap menjadi pemain utama dalam industri nikel global.