Masyarakat Indonesia semakin serius dalam menyambut transisi energi menuju kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Seiring dengan peningkatan penggunaan KBLBB secara perlahan, berbagai komunitas dan kelompok masyarakat yang terkait dengan KBLBB juga berkembang dengan pesat. Salah satu organisasi yang ikut berkontribusi adalah Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML).
Dalam peluncuran perdana AEML yang berlangsung di Glass House Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, pada tanggal 5 Juni, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Dannif Danusaputro, selaku Ketua Umum AEML, menyampaikan keyakinannya bahwa dengan peran aktif semua pihak, dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, ekosistem KBLBB akan tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga proses transisi energi dapat berjalan lebih lancar.
AEML didirikan sebagai wadah bagi para pionir di industri KBLBB dan industri pendukung ekosistem mobilitas listrik di Indonesia. Untuk mempercepat adopsi KBLBB di Indonesia, diperlukan pembangunan infrastruktur mobilitas listrik yang merata di seluruh wilayah. Dannif menekankan bahwa percepatan adopsi kendaraan listrik harus didukung oleh pertumbuhan infrastruktur pendukung yang aman dan mudah diakses oleh masyarakat.
Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid, yang juga merupakan Ketua Dewan Pengawas AEML, memberikan apresiasi terhadap pembentukan AEML ini. Ia menyambut baik keanggotaan 14 anggota AEML yang mewakili industri baterai, manufaktur KBLBB, dan infrastruktur pengisian dan penukaran baterai. Arsjad mengatakan bahwa AEML sebagai wadah inklusif bagi para pelaku usaha di industri kendaraan listrik dan pelaku usaha pendukung akan sangat berkontribusi dalam mencapai target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060.
AEML bekerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) untuk mengampanyekan dan mempromosikan praktik terbaik terkait KBLBB serta memperbaiki peraturan dan kebijakan publik terkait hal ini. IFC membawa pembelajaran dari negara-negara yang telah berhasil dalam mendorong adopsi KBLBB dan akan mempromosikan keberhasilan Indonesia melalui kerjasama ini. Studi bersama yang dilakukan oleh IFC tentang “Indonesia EV Reform Action Plan” juga diluncurkan dalam acara tersebut.
Selain itu, AEML dan IFC telah meninjau penerapan KBLBB dan peraturan terkait di negara-negara Asia Tenggara serta melakukan wawancara dengan para ahli. Dalam mendorong penggunaan KBLBB, terutama untuk kendaraan roda dua, ada dua faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu dukungan pemerintah mel
alui peraturan yang memadai, serta adopsi oleh armada jasa antar (fleet operators).
Dalam konteks ini, Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan Pertamina juga turut berperan aktif dalam mendukung terciptanya ekosistem KBLBB di Indonesia. Melalui Pertamina dengan Sub Holdingnya, Pertamina NRE, berbagai upaya strategis telah dilakukan dalam pengembangan battery pack dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu, Pertamina juga memiliki jaringan SPBU, Pertashop, dan outlet LPG yang siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh AEML, pemerintah, dan berbagai pihak terkait, diharapkan penggunaan KBLBB dapat semakin meluas di Indonesia. Adopsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi emisi karbon dan menjadi langkah nyata menuju keberlanjutan energi di masa depan.