Perang Ukraina, SKK Migas Ungkap Harga Migas Terus Berfluktuasi Tinggi

0
1227

Seputarenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut harga minyak migas akan terus terdampak seiring serangan Rusia ke Ukraina yang berkelanjutan.

Konflik tersebut dianggap mengganggu suplai energi, sehingga harga minyak dunia sempat menembus US$125 per barrel, harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

“Meskipun hari ini berada kembali dibawah US$100 per barel. Harga (minyak) akan terus berfluktuasi, namun pada tingkat yang tinggi”, kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan saat di acara CEO Forum 2022, Rabu (16/3).

Selain minyak, dia menyampaikan bahwa harga gas juga menguat. Hingga 2025, harga gas diprediksi akan cukup tinggi akibat minimnya proyek LNG, serta keterlambatan konstruksi proyek akibat pandemi Covid-19.

“Setelah 2025, pasokan gas diperkirakan mulai meningkat dari proyek LNG berdasarkan financial investment decision (FID) 2019,” ujar Dwi.

Kepala SKK Migas mengatakan bahwa indusri hulu migas harus dapat mengambil momentum harga migas, dengan segera mengambil langkah cepat dengan meningkatkan pelaksanaan program kerja tahun ini, khususnya pada investasi di hulu migas.

Dwi menegaskan bahwa migas akan terus berperan dan dibutuhkan dalam pembangunan, terlebih dengan tingginya harga minyak dunia memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara.

Sepanjang 2021, penerimaan negara dari hulu migas mencapai US$13,67 miliar atau setara Rp206 triliun dan mencapai 188,8% dari target APBN 2021 yang sebesar US$ 7,28 miliar.

“Namun demikian, kondisi capaian produksi dan lifting tahun 2021, masih dibawah dari target yg ditetapkan dalam APBN 2021 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu ada program recovery plan,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan peran gas bumi menjadi krusial dalam masa transisi dan harus bisa dioptimalkan.

Pemerintah telah menetapkan target lifting 2022 untuk minyak sebesar 703 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan lifting gas 5.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Untuk mencapai target ini tidak bisa dengan cara-cara biasa. Kita harus melakukan upaya extra ordinary dengan melakukan eksplorasi yang masif, menerapkan teknologi, meningkatkan investasi,” tegasnya.

Arifin menambahkan bahwa meningkatnya harga minyak dunia, tidak serta merta meningkatkan investasi hulu migas, karena secara bersamaan ada peningkatan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here