Potensi cadangan minyak Pertamina terus bertambah, dengan pencapaian terbesar dalam 15 tahun terakhir. Hasil eksplorasi intensif sepanjang tahun 2024 menghasilkan realisasi temuan potensi sumber daya migas kontijen 2C Recoverable sebesar 652 juta barel standar minyak (MMBOE) atau 2C Inplace sebesar 1,75 miliar barel standar minyak (BBOE).
Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Muharram Jaya Panguriseng, menjelaskan bahwa pencapaian ini meningkat 34% dibandingkan tahun 2023, yang mencatat temuan sebesar 488 MMBOE. Keberhasilan ini merupakan hasil dari dedikasi dan kerja keras tim eksplorasi Pertamina serta kolaborasi erat dengan SKK Migas dan Kementerian ESDM, sehingga dapat berkontribusi pada lifting migas nasional demi mewujudkan visi swasembada energi dan ketahanan energi nasional.
Penemuan besar ini didorong oleh keberhasilan eksplorasi di beberapa titik utama, salah satunya adalah sumur Tedong (TDG)-001 yang berada dalam Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP dan dioperasikan oleh PT Pertamina EP Cepu (PHE Cepu). Sumur ini memiliki sumber daya 2C Recoverable sebesar 548 BCF gas dan kondensat sebesar 13,51 MMBC. Pengeboran sumur Tedong (TDG)-001 merupakan bagian dari eksplorasi di wilayah perbatasan Indonesia Timur, yang mencakup lima titik lainnya, yaitu East Wolai (EWO)-001, West Wolai (WWO)-001, Julang Emas (JLE)-001, Yaki Emas (YKE)-001, dan Tedong (TDG)-001.
Selain itu, penemuan besar lainnya terjadi di sumur Padang Pancuran (PPC)-1 yang terletak di Sumatra Selatan dalam WK Jambi Merang. Struktur ini ditemukan melalui pengeboran sumur PPC-1 sedalam 3.750 feet atau 1.143 meter dengan sumber daya 2C Recoverable sebesar 140,6 MMBOE (2C Inplace 550 MMBO). Eksplorasi di struktur ini masih menyisakan potensi untuk 2-3 pemboran appraisal lagi guna memaksimalkan produksinya.
Pada tahun 2024, PHE berhasil menyelesaikan total 22 sumur eksplorasi, termasuk survei Seismik 2D sepanjang 769 km dan Seismik 3D seluas 4.990 km². Penemuan ini tidak hanya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga diharapkan dapat memberikan manfaat sosial bagi masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan infrastruktur.
Pertamina akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan juga menerapkan kebijakan Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan fraud dan memastikan seluruh operasionalnya bebas dari praktik penyuapan.
Dengan temuan ini, Pertamina semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri migas nasional dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada energi.